"Cintah!! Maafkan aku. Aku yang membuatmu jadi seperti ini." Bang Benny menatapku dan terlihat mewek serta bibirnya itu bergetar-getar, dia menangis tersedu-sedu. Aku tahu dia juga terluka karena mengetahui pacarnya itu seperti binatang. Ngawur dan kasar.
"Bukan salahmu Bang Benn, kamu sudah banyak menghalangi perbuatan dia, hanya saja dia terlalu kuat untuk kita," jawabku sambil menyeka air mataku. Bang Benny kemudian berlari mendekati aku lalu memelukku dengan erat.
"Cintaaaaah, jangan pernah tinggalin aku karena kejadian ini. Aku sangat menyesal kamu harus dapat perlakuan tidak senonoh dari orang terkasihku yang ternyata busuk itu,"