Aku berhenti menangis dan melepaskan pelukan dia, aku segera bangkit dan mencari kunci rumah. Aku membukanya. Lalu aku masuk ke dalam. Mas Royan juga mengikuti aku.
"Bagaimana keadaan Ayah terakhir kemarin?" tanyanya.
"Sudah baik, hanya memang perlu kontrol rutin," jawabku.
"Bagaimana dengan ideku tadi?"
"Entahlah Mas, aku sendiri bingung. Aku coba jalani saja, nanti kan bisa aku nilai seperti apa alurnya,"
"Aku disini saja dulu, jangan suruh aku pulang ya? Aku ingin bertemu Ayah dan melihat keadaannya," jawabnya.
"Iya terserah saja, aku mau mandi dulu,"
"Aku mau kamu bikinkan minum, boleh? Kalau boleh aku mau teh yang panas, tolong ya?"
"Baiklah, tunggu sebentar, Mas." Aku masuk dan ke dapur dulu untuk membuatkan minum untuknya. Ya, secuek-cueknya aku. Dia tamuku dan niatnya baik ingin menjenguk Ayahku. Okelah masih aku terima. Karena dia tujuannya bukan untuk menemui aku.