Aku memikirkan beribu tanya dan beribu kemungkinan. Aku dilanda kebimbangan. Apa yang harus aku lakukan? Di satu sisi aku tak mau dia masuk ke perusahaan ini, dan disisi lain aku terlalu takut berbuat curang.
Aku akan semakin menanggung dosa?
Tidak. Jangan menangisi hal-hal yang belum jelas itu terlalu murah untuk ditangisi. Aku harus berpikir jernih.
"Biarlah Liz, aku tak mau menutup rejeki orang. Kalau memang bukan rejeki dia, pasti dia tidak akan diterima, tapi kalau rejeki dia. Mau gimana lagi?" jawabku pasrah.
"Mereka putus kenapa?"
"Entahlah. Aku tidak tanya, tapi sekilas Arman bilang, Nila tiba-tiba pindah dan hilang kontak,"