Aku dan dia memang akan berpisah. Hanya berpisah jarak, dia masih tujuh belasan hari lagi disini, dan aku harus sudah kembali ke Surabaya, di Surabaya pun kami berdua hanya bertemu sebatas kerja, tidak lagi bisa mengatur jadwal intens dan berduaan, aku yang harus terbagi. Aku terbatas bertemu Arman diluar jam kerja. Dan sudah tidak pernah lagi keluar berdua walaupun hanya sekedar jalan-jalan. Kecuali harus mencuri waktu. Itupun harus berbohong, pura-pura ke rumah Liza lalu di jemput Arman. Humm ribet dan lama-kelamaan juga merasa gak enak sendiri. Pacaran harus merepotkan orang lain.
Meskipun pikiranku melayang tak tahu kemana itu, tapi kami masih tetap berciuman hangat. Dia tak mau melepaskan aku. Dia tersenyum menatap aku.
"Aku akan sangat merindukanmu jika kau sudah pulang ke Surabaya, aku akan kesepian."
"tapi ... Kan kamu sabtu dan minggu ke Surabaya nemuin aku?" jawabku.