"Dia gak ngomong apa-apa? Dan gak tanya apa-apa soal apa saja yang kamu kerjakan saat dia di Surabaya?"
"Gak ada, Sayang. Aku juga heran dia diam saja gak bahas itu, ya aku juga diam. Masak aku cerita-cerita. Kan gak lucu,"
"Ooh ya sudah, aku hanya takut kamu dimarahi dan di interogasi tentang beberapa hari itu? Jelas dia pasti tau kalau kita ketemuan, aku gak mau kamu dibuat jujur akan apa saja yang kita lakukan, aku sekamar denganmu semalaman lagi? Takut kamu kenapa-kenapa," balasnya mencemaskan aku.
"Kalau aku kenapa-kenapa gak usah pakai ditanya-tanya, kamu kenal aku. Pasti aku sudah menangis duluan, seperti yang kamu lihat aku tak apa-apa, berarti aku ya baik-baik saja," jelasku meskipun banyak yang aku tutupi.
Aku lihat dia menonton televisi dan aku masih fokus mengetik dan merekap tugasku sendiri. Aku berusaha benar-benar fokus mengerjakan tugas-tugasku meskipun dia selalu melihat dan tersenyum kepadaku.