"Kamu semalaman sekamar dengannya kemarin? Kamu sudah menggauli dia?!" Mas Royan sedikit meninggi.
Arman tersenyum tipis, "Oh, masalah ini? Kalau iya kenapa? Apa urusanmu?! Dia masih milikku, Kan? sebelum dia menikah?"
"Apa kamu bilang?! Ini urusanku! Dia tunanganku. Kau berani sentuh dia! Mati kamu!" Teriak Mas Royan.
"Eits, tapi ingat! Dia pacarku. Lima tahun dia dalam pelukanku, kamu seenaknya datang baru kemarin sore lalu membawa dia? Jangan kira itu mudah!" balas Arman menunjuk wajah Mas Royan. Astaga mereka berbicara benar-benar serius. Aku takut mereka adu jotos.
Mas Royan tertawa dan berbalik Arah. Tiba-tiba dia melayangkan bogem mentah namun berhasil dihindari oleh Arman. Malah dia yang memhantam perut Mas Royan.
"BUGH!!!"
"UGHHHHH!!!!" Tunanganku itu meringis kesakitan lalu spontan sikunya ia tonjokkan ke wajah Arman.
"DUAKH!!!"