Pagi harinya, Reiko sadar dia tidur sendiri, lalu membuka mata dan duduk di kasur, ia teringat lagi akan Ruby. Perasaannya berubah-ubah dari benci ke bersyukur lalu ke kesal. Benar-benar rumit!
Namun, karena Ruby sudah tiada, maka rasanya kurang tepat jika dia terus saja membawa kekesalan ini terus, kan? Oleh sebab itu, Reiko pun berusaha berdamai dengan kekesalan maupun cemburunya dan ingin melanjutkan jodohnya dengan Nathan Ryuu.
Meski di dalam hatinya dia merasa sepertinya sang suami masih menyimpan kenangan dan cinta pada Ruby di sebuah sudut hati, tapi dia tak bisa apa-apa, karena perasaan adalah tetap sebuah perasaan, tak bisa dikontrol pihak lain.
Yang bisa Reiko lakukan saat ini ketimbang memupuk kecemburuannya, lebih baik dia terus berusaha menjadi wanita terbaik bagi Nathan Ryuu. Dia tidak boleh secuilpun melakukan keburukan yang dilakukan Ruby. Dia harus bisa membuat suaminya berpikir bahwa dia lebih baik dari sang mantan.