Pada akhir minggu, Zuko sudah berkendara bersama Runa ke Kamakura, hendak menuju ke rumah ibunya Runa, Bu Sayuki. Runa sudah memberitahu ibunya mengenai rencana Zuko.
Sudah bisa dipastikan Bu Sayuki sangat senang atas ide dari calon menantunya itu. Yah, bagi Bu Sayuki, Zuko adalah calon menantu.
Meski begitu, Runa sudah mewanti-wanti pada ibunya agar bersikap yang benar dan baik pada Zuko, dan itu juga berlaku untuk sang kakak yang sering berbuat masalah.
"Aku berdebar-debar, sayank." Zuko meraih tangan kekasihnya dan menggenggam sambil satu tangan masih berada di roda setir.
Runa membalas tatapan kekasihnya dan tersenyum. "Kenapa harus berdebar-debar, Zu-nii? Aku sudah berkata ke ibu untuk tidak macam-macam nanti."
"He? Kenapa malah berkata begitu pada ibu?" tanya Zuko dengan pandangan heran sambil sesekali matanya melirik ke jalan yang cukup lancar dan tidak ramai.