Ketika Yuza hendak masuk ke pintu belakang dorm, betapa kagetnya sewaktu dia mendapati pintu di sana terkunci dan tidak ada yang menyahut ketika dia mengetuk-ketuk berulang kali.
Haruskah dia berdiri terus di luar saat malam musim dingin begini?
Sekali lagi, dia mengetuk, kali ini agak lebih keras daripada sebelumnya. Tapi, tetap saja tidak ada sahutan.
Hingga nyaris satu jam lamanya Yuza berdiri di sana dan kedinginan. Dia merapatkan jaket tebal dia sambil mendekap bungkusan berisi sepatu baru dan beberapa barang lainnya.
Dia pun telah berulang kali mencoba menelepon Wei Ying, namun tidak ada jawaban. Jangan-jangan Wei Ying sudah tidur. Yuza merasa putus asa. Tapi, ini masih terlalu sore bagi mereka untuk tidur. Baru jam setengah 9 malam.
Beberapa orang di gang itu menatap heran ke Yuza yang berdiri kedinginan di depan pintu kayu besar, namun mengabaikan dengan cepat, mengira Yuza hanyalah orang tak penting.