Sepeninggal Arya yang pergi menyusul Luhut kearah pintu dapur tidak ada lagi canda tawa dan juga obrolan.
Mereka bertiga hanya saling diam. Memandang satu sama lain. Bertanya-tanya siapa gerangan yang menelpon.
"Sudah jangan kepo mending sekarang bantu Mamak masak untuk makan siang. Bukankah kamu ingin jadi istri berguna," kata Mamak pada putri bungsunya.
Mamak yakin saat ini kalau bisa Uli pasti sudah mengikuti Arya. Membuka telinga lebar-lebar karena pada dasarnya tingkat ke-kepoan Uli diatas rata-rata.
Pernah dulu ada tetangga berantam disebelah rumah. Biasalah masalah pertengkaran antara suami dan istri. Tidak ada yang berani masuk karena memang tidak baik mencampuri urusan orang.
Lagipula hanya sebuah cekcok mulut. Tidak ada suara piring atau perabotan lainnya yang hancur berantakan. Bahkan tidak ada suara orang minta tolong.