Setelah terjadi perdebatan sengit akhirnya permainan tersebut tetap di lanjutkan. Kedua pria itu masih butuh banyak informasi.
Meski inti dari informasi itu sudah didapat. Namun, ada beberapa hal yang masih ingin mereka ketahui.
Luhut kembali memutar botol kaca bekas sirup tersebut. Beberapa kali memutar akhirnya botol itu berhenti tepat dihadapan Luhut.
Sungguh ini bukan inginnya pria itu. Dia ingin botol itu berhenti di Uli ataupun Arya bukan pada dirinya.
"Haha. Kamu kenak, Bang." Perkataan Uli terdengar jauh lebih bahagia dibandingkan dengan perkataan Luhut sebelumnya.
"Sudah puas?" tanya Luhut saat tak melihat ada tanda-tanda tawa Uli akan berhenti.
"A–aku hanya ... kamu kenak karma, Bang." Uli berkata terbata-bata sangking dia tidak bisa menahan tawanya.
Bukan tanpa sadar. Beberapa pertanyaan yang diajukan Arya dan Luhut jelas seperti pertanyaan memojokkan untuk Uli.
Maka, saat abangnya itu mendapatkan hal yang sama dia akan membuat Luhut sampai tidak berkutik.