Amanda melangkahkan kakinya dengan sangat cepat, atau lebih tepatnya ia berlari dengan belati yang ia genggam saat ini. Ia berlari seraya menangis, tidak mengerti dengan apa yang baru saja dilakukan olehnya, ia seorang pengecut yang meninggalkan seseorang yang sempat menemaninya hari itu. Ia menangis cukup kencang, namun detik kemudian dia menghentikan langkahnya merasa bahwa pilihan yang ia ambil adalah salah. Ia tidak seharusnya melarikan diri dan membiarkan Silvi bertarung dengan luka yang seperti itu.
Perasaan Amanda bergejolak saat itu, ia pun dengan segera memutuskan untuk membantu Silvi bagaimana pun caranya, sehingga pada akhirnya Amanda pun berbalik dan berlari untuk kembali ke tempat di mana ia meninggalkan Silvi.
"Hahh … hahh …" deruan napas Amanda terdengar sangat jelas di telinganya sendiri, 'Jika aku mati, setidaknya aku mati karena membantu seseorang!' itulah tekad dan niat yang ada di dalam hatinya.