Chereads / Labirin (Dimensi Misteri) / Chapter 27 - Jasad Tanpa Pengenal

Chapter 27 - Jasad Tanpa Pengenal

Waktu berlalu dengan cepat, jam pelajaran yang dilalui oleh Eiji pun sudah berakhir. Hal itu membuat Eiji merasa sangat senang dan segera membereskan buku-buku yang tergeletak di atas meja miliknya. Ia pun tidak pernah bisa untuk berhenti tersenyum karena merasa senang setelah ia menyadari bahwa ia akan kembali membaca buku catatan itu, seolah ia merasa tidak sabar dan menunggu hari cepat berlalu hanya untuk membaca buku catatan pengalaman Yama.

"Oi … Eiji!" panggilan Shuta kepada Eiji, kini membuat Eiji menoleh menatapnya yang kala itu berdiri di ambang pintu kelasnya bersamaan dengan Jiro, menunggu dirinya untuk berjalan menghampiri mereka keduanya yang tengah berdiri di ambang pintu kelas. Hal itu pun dilakukan oleh Eiji yang kini berdiri dari kursinya dan kemudian berjalan menghampiri Shuta dan juga Jiro yang tersenyum kepadanya.

"Eiji-Chan … apakah kau akan ikut denganku dan juga Shuta-chan?" tanya Jiro kepada Eiji yang kini menoleh menatapnya yang baru saja bertanya kepadanya, dan pertanyaan yang dilontarkan oleh Jiro saat itu membuat Eiji mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya,

"Ke mana kalian akan pergi hari ini?" tanya Eiji kepada keduanya, yang pada akhirnya membuat Shuta mengambil sesuatu dari dalam saku bajunya dan memberikan sebuah selembaran seperti kupon yang menunjukkan bahwa itu merupakan kupon toko roti baru yang dibuka hari ini di sekitaran sekolah mereka, Eiji menoleh kepada keduanya seraya kembali bertanya, "Kalian akan membelinya?? membeli roti?" tanya Eiji, keduanya saling menoleh untuk kemudian Shuta dan Jiro mengangguk menjawab pertanyaan itu,

"Ya! Ini diskon lima puluh persen, Eiji! Apa kau juga akan ikut??" tanya Shuta kepada Eiji yang kemudian menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan mereka, dan karenanya Shuta dan Jiro pun bersorak senang dan berjalan menarik lengan Eiji untuk pergi dari ruang kelasnya.

Mereka berjalan menuju ke toko kue yang berjarak sepuluh meter dari sekolahan, hanya untuk mendapatkan beberapa roti yang mereka inginkan dengan harga yang murah, dan tentu saja hal itu pun dilakukan oleh Eiji yang kebetulan juga sangat menyukai roti dan tidak ingin ketinggalan dalam mendapatkan roti enak dengan harga yang murah.

Eiji membeli beberapa potong roti sebelum akhirnya pulang bersamaan dengan Shuta untuk pergi ke rumah mereka masing-masing. Membutuhkan waktu dua jam menuju ke rumah Eiji, itu waktu yang sama seperti Eiji dan juga Shuta untuk pergi dari rumah ke sekolah mereka. Sesampainya di rumah, Eiji segera berjalan untuk masuk ke dalam kamar miliknya dan mulai membaca lembar halaman selanjutnya dari catatan Yama.

'Aku tidak pernah membayangkan jika aku akan melihat hal yang mengerikan di dalam dimensi misteri yang aku pijaki saat itu. Sebuan jasad yang mengerikan yang tidak akan pernah terhapus begitu saja di dalam memoriku dan akan tetap menjadi mimpi buruk bagiku yang terasa sangat nyata. - Nakamura Yama'

(Menceritakan tentang Yama yang berada di dalam dimensi miteri yang kemudian menemukan sebuah jasad yang mengerikan bersama dengan Philip)

Siang yang terang benderang, tanpa mendatangkan mentari yang menyertai terangnya. Yama berjalan beriringan bersama dengan Philip. Mereka berjalan untuk kembali menelusuri Labirin besar yang tidak pernah ada ujungnya.

"Philip … selama kau berada di sini, apakah kau pernah bertemu dengan seseorang yang menjadikannya sebagai seorang teman?" sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Yama saat itu, membuat Philip menghembuskan napasnya dan kemudian mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Yama.

"Ya … aku pernah bertemu dengan seseorang dan menjadikannya sebagai seorang teman." jawab Philip, yang membuat Yama menolehkan pandangannya dan menatap lelaki bertato itu dengan sangat penasaran.

"Siapa orangnya??? dan ke mana orang itu sekarang?" itulah pertanyaan Random yang dilontarkan oleh Yama kepada Philip yang kini menoleh menatapnya dan menjawab,

"Kau … dia di hadapanku saat ini." jawab Philip dengan singkat, dan mendapatkan jawaban itu, membuat Yama mengedikkan kepalanya dan merasa bahwa orang itu bisa saja orang lain dan bukan dirinya, namun ia merasa bahwa Philip salah tanggap saat ini.

"Bukan … bukan itu yang aku tanyakan, maksud aku … selain diriku." ucap Yama membetulkan pertanyaan yang sempat ia lontarkan kepada Philip, namun di saat yang bersamaan sebuah suara yang cukup menggema di sekitaran sana, membuat langkah dari Yama dan juga Philip terhenti.

ZRAAAKKK!!!

Suara itu seperti suara sebuah benda yang tergerus dengan sesuatu yang berukuran lebih besar dari benda tersebut, yang tentunya membuat Yama berhenti berucap dan menoleh menatap Philip yang kini menyipitkan kedua matanya dan berusaha untuk terpokus.

GRRRRR!!!

Pandangan Yama kini teralihkan menatap tanah yang dirasanya bergetar dengan hebat, yang kemudian membuat Philip segera menarik lengan Yama untuk berlari menuju salah satu tikungan labirin yang ada di belakang mereka dan bersembunyi ketika sebuah batu besar mendobrak dinding labirin dan menghancurkan jalanan yang baru saja mereka lewati beberapa detik yang lalu.

"Bermain dengan orang itu tidak seru …. ayo! Lebih baik kita cari mainan yang lain!" sebuah suara yang terdengar dari balik tikungan sana, membuat Yama terdiam dan bergetar dengan hebat, ia merasa ketakutan dan tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh kedua orang yang tengah berada di jalan yang sempat ia dan Philip lalui.

"Ya, Ayo!"

Tap … tap … tap …

Suara langkah kedua orang yang terdengar menjauhi lokasi tempat mereka bersembunyi pun, membuat Yama menghelakan napasnya dengan lega dan kemudian beralih menatap Philip yang kini terlihat mengecek keadaan di sekitarnya.

"Mereka sudah pergi?" tanya Yama berbisik dengan amat pelan, dan pertanyaan itu pun diberi anggukan oleh Philip yang kini menoleh menatapnya.

"Ya … Ayo, kita harus segera meninggalkan tempat ini!" ajak Philip kepada Yama, namun Yama menggelengkan kepala dan menahan pergerakan Philip.

"Tidak bisakah kita melihat dulu, apa yang telah mereka lakukan di sana??" pertanyaan yang dilontarkan oleh Yama, membuat Philip terlihat ragu untuk mengikuti ajakan dari Yama.

"Kau tahu … sebenarnya aku tidak ingin memperlihatkan apa yang telah mereka lakukan di depan sana, tapi aku rasa kau juga harus mengetahui hal ini, jadi ayo … kita lihat!" ajak Philip kepada Yama, yang membuat Yama menganggukkan kepalanya dan ikut melangkah mengikuti langkah dari Philip yang berjalan menuju tempat yang sempat mereka lalui.

Langkah demi langkah mereka lakukan, dan akhirnya Yama sampai di tempat yang terlihat sudah porak poranda, lorong-lorong labirin yang seharusnya tertata dengan rapih pun kini banyak yang hancur di sisi kanan dan kiri, yang nyaris membentuk seperti lapangan yang tidak memiliki bentuk lagi.

"!!" Yama terkejut bukan main, setelah dirinya melihat sesuatu yang menyeramkan di tengah lapangan itu, sebuah benda yang menggunduk yang Yama yakini sebagai hal yang mengerikan yang pernah ia lihat selama hidupnya, "P …Philip …. a…apakah itu Mayat??" itulah pertanyaan yang mampu dilontarkan oleh Yama kepada Philip yang kini menghembuskan napasnya dengan pelan dan mengangguk menjawab pertanyaan itu.