Eiji terbangun dari tempatnya terbaring dan mendapati jika ia berada di tengah semak-semak yang menjulang tinggi, yang tentu saja membuat Eiji merasa menjadi panik karenanya. Bukan … bukan karena ia tidak tahu di mana dirinya berada, namun karena sebaliknya. Ia mengetahui dengan jelas di mana dirinya tengah berpijak saat ini. Tempat yang saat itu memiliki lebar sekitar empat hingga lima meter ke kanan dan ke kiri, membuat Eiji merasakan mual dan juga panik tidak karuan.
"J … jadi … tempat ini nyata??" itulah yang di gumamkan oleh Eiji kepada dirinya sendiri, deruan napas Eiji saat ini menjadi tidak karuan. Setelah ia merasa bahwa ia secepatnya harus keluar dari dimensi ini. Ia tidak mengingat dengan jelas cerita yang dituliskan oleh seniornya Yama, karena cerita yang ia baca saat itu sudah sangat lama, yang membuat Eiji merasa kesal karena ia tidak pernah membaca buku-buku lamanya lagi dan termasuk dengan catatan pengalaman milik Yama.