Hilman memindahkan Laila ke kamar sebelah. Memang kamar di sebelahnya lebih mendingan. Karena tidak bau seperti di kamar sebelahnya. Laila diturunkan di samping tempat tidur.
"Sekarang Mbaknya bisa tiduran dulu, yah!" perintah sang dokter. "Masnya bisa tinggal di sini sama Mbaknya juga," lanjutnya.
"Iya, Dok. Tolong periksa istri saya, apa dia sakit demam atau hamil, Dok?" Yang diharapkan oleh seorang suami tentu kehamilan sang istri. Ia akan merasa sangat bahagia ketika Laila hamil.
"Ooh, saya periksa dulu, yah!" Dokter itu mengeluarkan peralatan medis untuk memeriksa Laila. "Hemm ... sebentar dulu, ya Mas. Aku mau periksa dulu!"
"Iya, Dok, silahkan!" ujarnya, mempersilahkan. Hilman melihat bagaimana dokter wanita itu memeriksa Laila, istrinya yang paling cantik dan manis itu.
"Aku keluar duluan, Mas. Aku nunggu di luar saja, yah!" pamit Eva. Ia menyentuh punggung suaminya sebentar lalu meninggalkan ruangan itu.