Ridwan menekan pedal gas menuju palang pintu rumah sakit. Sebuah hantaman besar menghancurkan palang pintu otomatis. Satpam meniupkan peluit sangat keras. Hingga orang-orang mengejar mobil curian. Miranda menoleh ke belakang. Menatap Ridwan Evidio yang bersikap tenang.
"Kalian tidak menggunakan kekuatan masing-masing?"
"Selama kita meminum botol itu, kekuatan kita tidak akan muncul sampai 24 jam masa berakhir."
"Botol yang merepotkan."
"Tapi disisi lain, kita harus bergerak cepat. Kau tahu arah ke Sinar Fontana bukan?"
Miranda ingat betul rute ke Sinar Fontana. Saat keluar dari rumah sakit, wanita itu menyuruh mereka menggunakan jalan Dharmahusada Indah Timur/Jl.Dr. Ir. H Soekarno. Jalan itu nantinya akan melewati Dinas Kesehatan serta Rumah Sakit Premier Surabaya. Sambil menunggu, percakapan antara Evidio dengan wanita yang ada di telepon. Terlihat situasinya intens. Miranda yang penasaran, berbisik ke telinga Ridwan.
"Dia menghubungi siapa?" tanya Miranda.