Chereads / Pada Kehidupan Selanjutnya / Chapter 7 - Berubah

Chapter 7 - Berubah

"Nama saya Evan Siregar, saya cucu dari pemilik game ini sebelumnya, ENTER OF ADVENTURE. Salam semuanya."

Sorak-sorai penonton di dalam studio menyambut hangat Dark69 yang memperkenalkan dirinya, serta penonton di luar studio maupun yang menonton dari dalam game.

"Namanya Evan? Hahaha." Entah kenapa Bagas tertawa ketika mendengar suara dari layar hologram di depannya.

Karena penasaran, Tiara bertanya dengannya:

"Kenapa? Kenapa malah tertawa? Bukankah itu nama yang bagus?"

"Tidak."

Setelah memarahi dan menyuruh Daylon pulang, Tiara kembali ke permainan untuk melihat pertandingan.

Meskipun saat ini Tiara tidak tahu apa yang salah dengan temannya, Bagas, tetapi dia merasa bahwa Bagas tidak seperti dirinya yang dulu. Mungkin karena dia pernah berdebat dengan Dark69 1.5 tahun yang lalu, jadi dia sepertinya Bagas sedikit berubah.

Saat itu, keduanya bertengkar karena perbedaan pendapat, Dark69 ingin membawa anggota guildnya ke Klub Bengawan, sedangkan Bagas tidak ingin anggotanya masuk Klub Bengawan. Dan saat itulah serikat Supernova terpecah menjadi dua kelompok.

Beberapa dari mereka, seperti Helena dan Kahfi, terpaksa mengikuti Dark69 ke Klub Bengawan dan menandatangani kontrak. Beberapa lagi, seperti Tiara, Elvina, Joko, dan juga Elvina, mengikuti Bagas untuk tidak masuk Klub Bengawan.

Meskipun Bagas tahu bahwa Dark69 adalah pemain yang paling banyak berkontribusi padanya, dia merasa bahwa itu bukan Dark69. Untuk pertama kalinya, Bagas tidak sejalan dengan Dark69 yang identitasnya dikenal sebagai Evan Siregar.

Bukan karena Bagas tidak tahu caraka berterima kasih, hanya saja dia merasa sudah waktunya berpisah dengannya, karena sudah tidak cocok lagi. Sepuluh tahun dia bekerja keras untuk membangun guild Supernova, tetapi dikecewakan oleh gurunya sendiri, Dark69.

Dan kekecewaannya semakin besar ketika Evan berbicara:

"Aku akan mengubah nama panggilan dan kelasku."

Kata-katanya membuat Bagas marah di dalam hatinya, dan dia bahkan menggigit bibirnya.

-"Apakah Anda ingin mengubah nama panggilan dan kelas yang Anda banggakan? Jangan jadi omong kosong!"

Kecewa? Tentu saja Bagas kecewa. Marah? Ya. Sedih? Tentu saja, dia bahkan hampir tidak bisa mengeluarkan air matanya.

Ketika Daylon memainkan akunnya, dia selalu membual bahwa nama panggilan dan kelasnya adalah sumber kebanggaan baginya, bahkan sampai membuat telinga Bagas bosan mendengar apa yang dia katakan berulang-ulang.

"Nah, bagaimana kalau kamu mengubah nama dan kelasmu, Bagas? Kamu tahu, namamu sama seperti nama asli saja, dan itu sangat jelek. Kelasmu berubah menjadi sepertiku saja. Bagaimana? Apa-apaan dengan Dual Sword, itu mengerikan. Lebih baik, kamu pindah saja ke Samurai! Aku sangat bangga memiliki nama dan kelasku. Aku bahkan ingin membawanya pulang, bahkan ingin membawanya tidur juga."

"Apa yang kamu bicarakan? Nama panggilanku memang menggunakan nama asliku, itu karena aku menggunakan e-KTP untuk mengamankan akunku. Dan aku memilih Dual Sword untuk membuatku seperti Kiritod."

"Menjijikkan," kata Dark69 yang diperankan oleh Daylon, sebelum akhirnya melemparkan kotor hidungnya ke wajah Bagas.

"Kotor, bodoh!"

"Pokoknya, kamu harus berubah ya!" kata Dark69, berjalan menuju pintu keluar.

"Mau kemana? Mungkin..."

"Ah! Aku ingin pergi ke beberapa tempat lagi. Sampai jumpa lagi." Dark69 berhenti ketika dia berada di pintu, lalu menoleh ke Bagas dan berkata, "Jangan bermain becak-becakkan, oke, saat aku pergi." Dark69 tersenyum kecil.

***

Bukan hanya Bagas yang marah saat Evan mengatakan itu, bahkan para penggemar Dark69 pun kecewa dan marah saat mendengar apa yang dikatakan Evan.

"Kenapa, kok diganti? Kenapa?"

"Mengapa?"

Mereka yang berada di studio, tempat turnamen berlangsung, atau yang berada di luar studio merasa terkejut dengan keputusannya itu. Mereka tahu bahwa server Indonesia dikenal dengan julukan Dark69 dan kelas Samurai, tetapi mengapa dia harus membuangnya? Bukankah ini sama saja dengan membuang jiwa seseorang?

Ya, semua penggemar Dark69 menanyakan hal itu tanpa mengetahui bahwa Evan bukanlah pemilik asli akun berjuluk Dark69 tersebut, melainkan orang yang mencuri akun tersebut.

"Ini mungkin sedikit mengejutkan penggemar dan teman-teman saya, tetapi ini sudah menjadi keputusan akhir bagi saya."

Saat Evan berbicara, Tiara berkedip 5 kali dengan cepat untuk membuka layar menu. Dia memeriksa Menu Guild untuk melihat apakah Evan telah mengubah namanya, atau hanya omong kosong. Dan ketika dia melihatnya, Tiara terkejut melihat bahwa nama panggilannya telah berubah.

"Maaf, semuanya, saya telah mengubah nama panggilan saya menjadi nama saya sendiri sebelum turnamen ini berlangsung, dan mengubah kelas saya menjadi... Berserker."

Penonton terkejut mendengar apa yang dikatakan Evan, dan mereka bahkan langsung berbicara sendiri-sendiri bersama teman yang ada di sampingnya.

"Dia menggantikannya? Juga, dia mengubah kelas ke Berserker?"

"Hmm..." gumam seorang pemain. "Berserker, ya? Hmm..."

Dua tahun lalu, game EOA mendapat pembaruan besar. Pada update terbaru, muncul kelas baru yaitu Barbarian, serta menambahkan beberapa area baru pada map serta memperbaiki bug dan perubahan lainnya. Tak heran mengapa banyak pemain yang kaget saat mendengarnya, karena Kelas Barbarian masih baru dan jarang ada yang menggunakannya.

Walaupun sama dengan Samurai, tidak ada Awakening, namun Barbarian lebih kuat karena menggunakan Greatsword atau Hammer untuk bertarung dibandingkan Samurai yang hanya menggunakan Katana, Yari, atau Naginata untuk bertarung. Jelas dari segi kekuatan senjata, Katana, Yari, atau Naginata dengan Greatsword atau Hammer, maka kelas Samurai kalah dari kelas Barbarian. Jadi, Evan mengubah kelasnya menjadi Barbarian agar kekuatan serangannya menjadi lebih kuat bahkan meskipun Katana yang dia miliki bagus.

"Dia…" Tiara masih kaget dengan apa yang didengarnya, sedangkan Bagas hanya mengepalkan tangannya erat-erat.

"-Berubah, semuanya berubah."

Bagas terus memikirkan apa yang dia rasakan, bahkan sesekali dia mengingatkan momen-momen bersama Dark69 yang diperankan Daylon.

"Besok, aku akan menjual Katana ini." Dengan bangga, Evan menunjuk ke layar di belakangnya, dan itu menampilkan sebuah Katana. "Saya akan melelangnya, jadi siapapun bisa mengikuti lelangnya nanti. Sekian dari saya, dan terima kasih."

Setelah mengatakan itu, Evan menyerahkan mikrofon ke pembawa acara dan berjalan ke sisi kanan ruangan, dari sudut pandang dan sudut kamera.

"Itulah kata-kata dari orang nomor satu di Indonesia. Ini sedikit mengejutkan saya, Miranda. Bagaimana tanggapan Anda terhadap hal ini?"

"Ya, saya juga kaget mendengar perkataan anak pemilik perusahaan yang baru, Evan. Saya yakin, para penggemarnya juga kaget mendengar ucapannya tadi. Keputusannya mengejutkan penonton di seluruh Indonesia — tidak, bahkan di seluruh dunia. Dia mengubah nama dan status kelasnya. Sungguh mengejutkan sekali itu."

Kedua pembawa acara berbicara, dan masing-masing 5 pemain profesional, serta pelatih dan manajer masing-masing, sedang mempersiapkan strategi untuk pertandingan nanti di sebuah ruangan.

"Kalian semua tidak sabar untuk menonton pertandingan antara Bengawan dan Uthai, kan? Begitu juga dengan saya. Saya tidak sabar untuk melihat bagaimana Dark69 yang baru saja mengganti nama dan statusnya akan bertarung nantinya," kata pembawa acara pria.

"Aku juga, Coki," kata pembawa acara wanita.

"Tapi sebelum itu, ada yang mau lewat dulu. Jadi, tunggu iklan berikut!" kata pembawa acara pria sambil menunjuk ke kamera.

Dan iklan pun dimulai.

"Ibu, aku haus."

"Ibu juga, Nak. Ayahmu sedang mencari setetes air di dada wanita. Jadi, bersabarlah!"

"Kamu haus, tapi bingung mau minum apa? Tenang saja, kami akan memberikan diskon besar untuk produk minuman kami. Jadi tunggu apa lagi, ayo beli Pmpsi sekarang juga sebelum kehabisan. Ingat, kaleng dan air dijual terpisah."

Seorang manusia yang menonton iklan itu membanting televisinya dan berkata:

"Iklan macam apa ini?!"

Setelah beberapa menit, setelah iklan selesai, para penonton di layar maupun di dalam game menonton turnamen lagi dan melihat kain besar di kanan dan kiri terbuka perlahan. Setelah kain hitam diangkat ke atas dibuka, terlihat sebuah kaca besar yang didalamnya terdapat 5 kasur, dan diatas kasur tersebut terdapat Helm ERVION yang kabelnya tersambung entah ke mana.

Para pemain profesional mulai memasuki ruangan yang berisi kasur, dan mulai menempelkan Helm ERVION di kepalanya.

"Segera…segera…" Pembawa acara laki-laki itu terlihat bersemangat sendiri. "Sebentar lagi kita akan melihat pertandingan antara klub Bengawan, Indonesia, melawan klub Uthai, Thailand. Siapa yang akan menang nanti? Tunggu setelah iklan-"

"Tidak ada iklan lagi, Coki."

"Oh, begitukah?"

"Ya."

Setelah menaruh televisi kembali, seorang manusia marah di depan televisi:

"Tidak ada lagi iklan, brengsek!" Ia menarik dan menghembuskan nafasnya. "Aku lelah terus-menerus marah. Aku sudah marah tujuh kali hari ini, jadi berhentilah membuatku kesal, televisi!" kata orang itu.

"Kalau begitu, mari kita tunggu pertandingan dimulai," kata pembawa acara pria.

"Itu benar, Coki." Pembawa acara melihat para pemain profesional mulai berbaring di tempat tidur. "Sepertinya, kita akan menonton pertandingan dalam beberapa detik lagi, Coki."

Setelah pembawa acara wanita mengatakan itu, pembawa acara pria melihat apa yang dilihat oleh pembawa acara wanita.

"Woah, mereka siap bertarung, Miranda."

"Benar, Coki. Kita lihat saja penampilan Evan, pemain nomor satu di Indonesia ini. Aku tidak sabar, Coki."

Setelah pembawa acara wanita berbicara, para pemain profesional berkata, "ENTER OF ADVENTURE Mulai!" serentak.

"Pertempuran dimulai!" kata pembaca acara pria.

Namun sebelum para pemain profesional bertanding dan masuk ke dalam game EOA, Bagas tiba-tiba mengatakan sesuatu yang membuat Tiara kaget dan terdiam:

"Aku... aku akan meninggalkan Guild Supernova." Bagas meninggalkan Tiara yang masih terdiam, dan dia teleport ke suatu tempat, lebih tepatnya teleport ke Gunung Himura, untuk melawan dirinya sendiri setelah bertarung dengan keegoisannya.