Mengangkat sendok sup, tanganku gemetar ketakutan, takut dengan apa yang dimasukkan ke dalam sup ini.
Melihat Bu Febrianti tersenyum ke arahku, aku segera memasukkan kembali sendok itu ke dalam mangkuk.
"Kenapa? Kenapa kamu tidak memakannya?"
Melihat apa yang terjadi, kepercayaan diri saya semakin bertambah bahwa ada yang salah dengan sup ini. Bagaimana tidak, kami sedang menikmati makan siang bersama di ruang makan ini, tapi hanya dia yang tidak makan dan hanya menatapku tadi. Pasti ada yang salah.
"Ah-ha, hahaha... aku hanya makan buah." Setelah menggeser mangkukku ke samping, tepat di mana Rere berada, di sampingku, aku langsung mengambil buah-buahan yang sudah ada di piring besar di sana, di tengah meja makan ini.
"Hei, kenapa kamu bahkan memberikannya padaku?" Rere terlihat bingung setelah melihat mangkukku.
"Kamu makan milikku saja, aku juga belum mencicipinya. Makanlah!" Kataku sambil meraih apel di sana.
"Tapi kenapa? Kenapa kamu tidak makan?"