Tidak lama diperjalanan, Marlyna akhirnya sampai dirumah. Dia merogoh-rogoh celana pendek itu untuk mencari uang yang mungkin terselip di dalamnya. "Terimakasih pak!"
Marlyna berjalan ke dalam rumahnya dengan ekspresi yang masih tetap sama, bekas air mata yang sempat menetes itu bahkan masih tersisa dibawah kelopak matanya. Karena mendengar langkah kaki sang ayah gadis itu buru-buru menghapusnya dan mencoba untuk tersenyum kecil.
"Ayah maafkan aku karena semalam aku ada urusan mendadak." ucap Marlyna.
Pak Dimas memandang putrinya dengan perasaan kasihan, beberapa saat yang lalu dia baru saja membaca pesan dari Andra yang isinya sungguh memilukan. Dia bahkan tidak tahu jika putrinya pergi secara diam-diam untuk bertemu lelaki itu, mungkin mereka menghabiskan waktu yang tersisa sebagai pesta perpisahan untuk waktu yang lama. Padahal sebelumnya sang ayah sudah menyiapkan sebuah kejutan kecil untuk Marlyna karena sekarang adalah hari ulang tahunnya, namun harus gagal begitu saja.