Chereads / SARI FADILLAH 2 / Chapter 12 - BAB 12 Perbedaan Karakter Antara Lusi Sama Sari

Chapter 12 - BAB 12 Perbedaan Karakter Antara Lusi Sama Sari

Sulit di mengerti mengenai hubungan aku sama Sari. Gara-gara pindah ke Bandung. Namun, kondisi saat ini terhalang oleh waktu. Berharap dirimu tahu kondisi perasaanku seperti apa. Setidaknya, jangan sampai menghancurkan hubungan yang sudah terjalin selama 3 tahun. Lalu, kenapa Sari terima cinta dari adik kelasnya? Padahal kita belum putus loh. Kalau memang sudah tidak ada rasa saling suka ya sudah kita putus saja!

Memilih seseorang yang bisa mengerti perasaan kita, sulit menemukan seorang seperti itu. Kadang aku merasa kurang pantas pacaran secara jarak jauh, bayangkan saja kita berdua ketemuan melalui video call. Itu pun misalkan, dia enggak sibuk sama tugas Kuliah. Sekarang malah aku rindu sekali tinggal di Tasikmalaya. Ingin deh tinggal di sana! Meskipun tanpa orang tuaku. Aku bisa jaga diri baik-baik, walau harus berhadapan sama penyakitku tak kunjung sembuh.

Benar-benar sulit keadaan sekarang! Setiap kali berkunjung ke sebuah tempat di Bandung. Namun, pikiranku selalu mengarah ke tempat masa kecil yang pernah tinggal. Menurut pendapat dari teman-teman biasanya nih, orang seperti itu harus segera mungkin berkunjung ke tempat tersebut. Supaya apa? Supaya tidak kepikiran terus. Selama aku hidup di dunia belum pernah tuh, dalam isi pikiranku mau ke sana. Tetapi sekarang malah sebaliknya, ingin kembali ke Kota Tasikmalaya.

Seiring berjalan waktu, aku sudah tak bisa menahan rasa sakit hati. Perlu ada seseorang yang berikan semangat padaku! Sayangnya, siapa orangnya? Selama mencari pun tidak ada sesuai sama keinginanku. Hmmmm ... tak begitu lama ada sebuah WhatsApp dari Firdaus. Namun, sama aku sengaja tidak balas. Takutnya, bahas mengenai Sari. Padahal sahabatku sudah tahu tolong ... jangan membawa-bawa nama dia ke telingaku, karena sudah terlanjur sakit hati.

Dulu pernah berjanji, "Upi suatu saat, aku takkan pernah berpaling ke cowok yang sedang mendekatiku." Termasuk aku pun berjanji padanya, "Oh, ya aku pun berjanji tidak akan pernah berpaling ke perempuan lain. Asalkan, Sari harus tetap setia sama aku." Alhasil semua bicara dia enggak ada yang sesuai, meskipun sempat membantah. Supaya aku enggak marah padanya! sebenarnya, marah cuma hanya di pendam.

Dalam pikiranku bagaimana bisa menerima cinta dari seseorang lelaki baru kenalan selama beberapa hari? Sedangkan aku di sini hanya bisa menolak demi menjaga perasaanmu! Heh ... tahunya, malah kamu berpaling ke lelaki lain. Tuh, kan bicara dari Firdaus benar-benar akurat dan tepat. Aku salut padanya. Meski Kampus beda, tapi kita sudah seperti saudara saling membantu satu sama lain. Seiring memikirkan Sari ingatan mulai pudar.

Namun, ada sebagian terhalang oleh rintangan. Maksudnya, begini secara 'kan aku pernah mengalami jatuh cinta sama sahabat masa kecil yaitu Lusi. Sekarang masih tinggal di Jatinangor. Sempat ke sana mau curhat seperti biasanya. Hanya saja, waktu tidak memungkinkan untuk berlama-lama di sana. Walaupun Ibunya sudah mengganggap aku sebagai anaknya sendiri, saking dekatnya dari kecil. Malah orang tua kita pernah berniat ingin jodohkan aku sama Lusi.

Berhubung pada waktu itu, aku sama Lusi lagi main di luar rumah. Supaya tidak mengganggu mereka sedang bicarakan serius! Walaupun sempat penasaran lagi pembahasan tersebut. Entah mengapa terdengar suara dengan kalimat 'Jodoh'? padahal jendela masih tertutup rapat. Wah ... padahal aku masih anak-anak, dan tidak tahu apa-apa. Heh ... setelah beberapa tahun kemudian, aku belum pernah ketemu sama sahabatku.

Baru ketemu lagi kemarin kalau enggak salah, saking jadwal terlalu sibuk. Sampai lupa hari hahaahah ... malah kalau bisa mah jangan sampai hancur persahabatan, karena orang tua punya masalah. Tetapi aku sangat yakin suatu saat, pasti mereka bakal kasih tahu sebenarnya. Untuk saat ini, lebih tunggu dulu. Jangan terlalu ikut campur urusan orang tua kita! Namun, tidak tahu kenapa aku penasaran sama kepribadian Lusi seperti apa?

Saking penasaran sama sahabatku. Sampai rela bertanya kepada Tika. Teman sebangku Lusi walaupun ada perbedaan pendapat sama teman lainnya, itu sengaja dilakukan supaya aku enggak khawatir padanya. Padahal mah kasih tahu saja, nanti dengan alasan keceplosan hehehe .... tunggu! Kenapa pembahasan kali ini menyangkut Lusi? Kan sebelumnya, bahas curhatan mengenai pertimbangan cukup berat. Namun, ketika aku tak sanggup untuk mengangkat telepon dari Sari.

Secara tidak sengaja ke pencet lalu, ada suara perempuan yaitu Lusi sendiri. Sebenarnya, sengaja sih apakah Sari masih ada kecemburuan. Kalau masih ada berati fix, bahwa dirinya masih sayang sama aku. Walaupun kepercayaan sudah menghilang dari diriku, bukan berarti silaturahmi perlu di jaga. Apapun resiko perlu di hadapi! Secara 'kan aku sudah semakin dewasa tak perlulah pakai emosi segala. Yang ada malah semakin rumit urusannya.

Apalagi orang tua kita sedang ada masalah, di tambah urusan kita tak kunjung membaik. Meskipun dari larut wajah ibunya menahan rasa benci terhadapku. Enggak tahu nih, apakah setelah pulang dari sini ada pembicaraan menyangkut aku? Biasanya, suka melarang misalkan aku datang ke rumahnya. Heh ... besoknya menghindar terus, dan jangan pernah mendekati aku lagi! Bicara seperti itu, tidak sesuai sama hatinya. Namun, aku harap hubungan tetap seperti ini.

Tak ada perubahan sama sekali. Kadang dalam benakku ingin deh, menjalin sebuah hubungan persahabatan menjadi saudara. Walau tanpa harus pacaran! Kita hanya bisa mengharapkan itu secara mendoakan terbaik! Terkadang aku pun mengalami kesulitan menghadapi permasalahan orang tua kita. Tetapi seiring berjalan waktu, aku mulai sadar bahwa hidup memang seperti ini. Tidak ada yang sempurna, meski hidupnya berkecukupan.

Hmmm ... Lusi maupun Sari karakter berbeda, dan lebih utama keduanya saling mengerti pasangan sendiri. Tetapi kalau Sari pacarku sekarang rasa perhatian kalau enggak ketemu lelaki tampan, sedangkan meskipun ada lewat lalu 'Hello' menyapa Lusi. Dari ekspresi sudah kelihatan bahwa dia merasa risih. Itulah mengapa keduanya saling berbeda karakter, walaupun sekarang aku sangat salut hasil kerja kerasnya Lusi. Bukan berarti ada niatan ingin mengungkapkan perasaanku kepadanya.

Tunggu dulu! Apakah hubunganku sama Sari masih berjalan atau malah putus di tengah jalan? Dari lubuk hatiku sih, masih sayang sama dia. Hanya saja, diriku tidak mau menduakan! Aku mau kepastian dari dia. Sanggupkah menjalin hubungan secara jarak jauh? Kita berdua hanya bisa komunikasi video call doang. Belum pernah ketemu secara langsung nih, tapi kata Firdaus mengatakan bahwa bulan depan pacarku mau ke Bandung. Terutama mengajak orang tuanya.

Aku sempat ragu dia mau mengajak orang tuanya? Tetapi perasaan dulu belum pernah mengajak orang tuanya atau kakaknya sendiri? Kebingungan mulai terasa sekarang. Aku sangat yakin pacarku punya alasan bahwa tinggal di Bandung. Perlu ada yang mengawasi meskipun bukan aku! Tak ada masalah kok setidaknya, hidupmu merasa bahagia tanpa kehadiranku. Mudah-mudahan saja, secepatnya mengambil keputusan. Apakah putus atau tetap menjalin sebuah hubungan?