Chereads / SARI FADILLAH 2 / Chapter 18 - BAB 18 Akhirnya Lusi Ketemu

Chapter 18 - BAB 18 Akhirnya Lusi Ketemu

Malah ada juga perempuan benar-benar membuatku jatuh cinta kepadaku! sebelum mengenal sama Lusiana sahabatku. terkadang buatku sendiri terasa bingung ketika pilih salah satu dari kalian, kedua perempuan pernilaian punya kepribadian sangat unik. Bahkan tak ada salah satu yang bisa menaklukan hatinya, aku pun salut hasil kerja keras berusaha supaya bisa terima cintanya.

Oh, ya sebenarnya selama aku mencari Lusiana. Ada sekumpulan mahasiswa-mahasiswa berdekatan kita mengajar, tetapi anehnya kenapa harus saling memukul satu sama lain. Waduh ... aku perlu melaporkan ini kepada Dosen! Kalau tidak laporkan bisa jelek di mata Kampus di luar sana. Kadang aku merasa tertekan kalau ada satu mahasiswa berniat mendukung, dan lebih parah dari ini.

Aku pun pernah terlibat, hanya satu kali itu pun di bantu oleh temanku. Gila saja aku melawan mahasiswa seluruh badannya kekar, seperti Ade Rai. Bisa-bisa babak belur, dan aku akan masuk ke Rumah Sakit. Lebih baik mengalah saja deh, daripada berurusan sama dia. Nanti malah aku yang salah, sedangkan dia sendiri malah tidak terkena hukuman. Lebih pedih di banding putus dari mantanku!

Selebihnya, biasa-biasa saja meski suatu saat bakal teringat kembali ke masa itu. Mudah-mudahan saja, aku bisa menghadapi ini semua. Tanpa adanya bantuan dari siapapun, seenggaknya hargai keputusan dariku! Meskipun aku beberapa hari ini. Kenangan bersama Sari muncul tiba-tiba, dan entah mengapa perasaanku sudah bersedia belum? seiring berjalan waktu, aku sudah yakin sama keputusanku!

Terkadang berharap sih, bisa jaga tali silaturahmi. Meskipun suatu saat, bakal terkena imbasnya. Bahwa dalam diriku teringat lalu, berusaha menelepon ke Sari. Heh .... tahunya dia sendiri sudah bilang padaku, "Jangan pernah hubungi gue lagi!" ujar Sari dengan ekspresi kurang menyenangkan. Pandangan sekilas ternyata bukan sosok perempuan yang selama ini, aku lihat dari zaman Sekolah.

Senyumannya pun sudahh hilang malah takkan bisa di bujuk untuk balikan padanya, seharusnya tahu dong urusan dia sangat ribet. Apalagi sekarang menjadi bahan topik di sosial media! walaupun aku sudah tidak pakai akun tersebut. Supaya aku bisa melupakan atas nama Sari Fadillah. Lantas, dalam pikiranku hanya satu yaitu dengan cara hapus akun sosial media. Meskipun sempat ragu untungnya, ada temanku selalu kasih arahan terkait percintaan.

Sehingga aku sebagai mantannya berhak lupakan kenangan tersebut, dengan cara perlahan-lahan. Waktu memang sulit di tebak, apakah keesok harinya bisa ketemu kembali? serius deh urusan percintaan selama 3 tahun. Benar-benar sulit melupakannya, mungkin dalam diriku terasa berat untuk melepaskan kepada lelaki lain. Entah kenapa setelah dekat sama Lusiana suasana hatiku yang tadinya galau, sekarang malah sebaliknya.

Ini adalah suasana hati yang sekarang, pasti aku bisa deh lupakan Sari. Kalau pun ketemu dengannya, terpaksa tak perlu melihat pandangan ke arah. Biar hati ini tetap pilih Lusiana! bagaimana pun sekarang sudah ada pengganti? masa ya harus pilh Sari sebagai pasangan hidup di masa depann? coba saja bayangkan sendiri, aku saja berusaha sendiri. Sedangkan Sari malah asyik bicara hubungan pasangan hidup bersama adik kelas.

Waduh itu mah, sudah tak menghargai perasaanku sedang mencoba terima cinta dari Lusiana. Masih tahap proses menerima kekurangan pasangan yang sekarang. Heh... tunggu dulu! Aku 'kan punya satu permintaan sama Sari? hanya saja ke buru putus. Ya sudahlah! itu 'kan permintaan sudah lama. Mana mungkin Sari baka langsung kasih satu permintaan kepadaku? yang ada malah aku enggak bisa move on darinya.

Terkadang setiap orang pasti mempunyai pandangan berbeda, meskipun tidak terlalu sama. Nah, dari sini kita bisa menyimpulkan. Bahwa setiap pasangan masing-masing perlu mengerti satu sama lagi! apalagi karakter yang keras kepala. Butuh waktu untuk bisa mengubah menjadi lebih kalem, kenapa? karena karakter seperti ini. terdapat egois dalam benaknya, dan tidak mau bekerja sama.

Aku pernah ketemu sama seperti dia, hanya saja masih sabar hadapi orang kurang seru. Apabila ada pasangan nih, pasti bakal putus. Tak perlu berpikir lama! aku langsung mempertanyakan kenapa egois terlalu keterlaluan? bahkan seorang temannya minta tolong pun ia sama sekali enggak bantu. Setidaknya, beri kasih bantuan. Yah paling-paling makanan lebih murah meriah, sedangkan terkait urusan lain.

Mungkin saja kurang berkenan, tapi setiba sudah sampai mungkin bisa selesai dalam waktu sekejap. Kadang aku merasa kurang percaya diri setelah melihat dia seperti kawan lamaku. Namun, apa mungkin ini jawaban yang telah lama menghilang. Sekarang kembali ke semula? jawaban hanya ada dalam diri masing-masing. Meskipun saat ini, Lusiana kurang tahu berada di mana. Seiring berjalan waktu, bakal ketemu kok.

Asalkan, sabar menunggu. Entah kenapa pada saat memikirkan mengenai Lusiana? jantungku berdebar sangat cepat. Sedangkan, pertama kali ketemu Sari. Awal-awal pertemuan sih, makin penasaran. Sehingga aku tetap berusaha meluluhkan hatinya, padahal persaingan pada saat itu terjamin sulit. Bagaimana bisa melakukan hal semacam itu? Yah, karena kita sebagai anak lelaki perlu dong berusaha.

Hasil kerja keras bakal terwujud. Namun, berbeda kalau misalkan tidak ada kerja keras sama sekali. Percuma dong, enggak ada seorang perempuan yang bakal luluh. Berbanding aku berusaha mendekati orang tua Lusiana. Biar bagaimana pun pertama kalinya, yah itu yang tadi katakan. Hanya saja, setiap orang tua pasti memiliki pandangan. Apakah dia orangnya baik enggak? Rajin beribadah? setelah berunding pun aku merasakan rasa kenyamanan.

Meski kusadari bahwa orang tua Lusiana sama orang tua Sari. Sangatlah berbeda bahkan aku kurang nyaman dekat sama orang tua Sari. Mengapa setiap aku bicara selalu saja di potong? bukan cuma itu saja sih. Masih banyak kok, kalau pun terganggu oleh kehadiranku di sini. Bicara saja meskipun bakal terjadi namanya tersinggung. Uffff ... Sekarang sahabatku di mana? Padahal sekarang aku sudah berada di tempat favorit yang sering di kunjungi oleh Mahasiswa lain.

Aduh ... makin gawat nih, misalkan tidak ketemu. Bisa-bisa takkan bisa persahabatan lagi! Masa ya aku harus telepon lagi? yang ada malah terkena amarah olehnya. Lebih baik tunggu saja deh, di sekitaran sini ada tempat duduk begitu nyaman pada saat aku duduk. Setelah sampai ke tempatnya, aku melihat seorang perempuan sambil bawa barang. Itu 'kan Lusiana lagi apa coba di sini?

"Lusi, lagi apa di sini? Kok sendirian saja. Oh, ya kamu ke sini sama siapa?" tanya Upi dengan ekspresi serius. Bahkan ia tak sadar bahwa kita pernah chatting sebelum ketemu, "Iya ... mainlah masa diam di sini sambil melamun hahahah ... ada-ada saja deh, Upi mah suka gitu, bukannya menghibur sahabat sendiri!" ujar Lusiana dengan wajahnya lagi bete padaku. Lagian pesan WhatsApp belum di balas sama kamu!

Yah, wajarlah aku khawatir sama Lusi. Kecuali, kalau memang ia merasa ada kegaulan terkait hubungannya. Baru deh, ke sini kita sama-sama cari jalan keluar seperti apa. Lagi pula tak terjadi apa-apa sudah ke sini, apalagi lagi galau pasti sering ke sini!