Tanpa keduanya sadari ada sepasang mata yang terus mengamati dari kejauhan. Dari jarak yang terpaut jauh, keduanya terlihat seperti sedang berciuman.
--
"Memalukan! Menjijikan! Tak pernah aku sangka kau bisa berlaku rendahan seperti ini, Kiara." Geramnya dengan kedua tangan mengepal erat hingga darah segar merembes melalui sela-sela jari.
Pemandangan yang menusuk ke kedalaman mata membuatnya terlempar ke dalam jurang kegelapan berselimut duri pesakitan. Dadanya terlihat membusung merasakan amarah memuncak hingga terasa membakar setiap aliran darah.
Tidak tahan dengan pemandangan yang semakin menggoreskan luka. Dikemudikannya mobil kesayangan dengan kecepatan tinggi hingga berulang kali terdengar bunyi decitan, meskipun begitu sama sekali tak dihiraukan olehnya. Baginya, inilah cara terbaik meluapkan amarah yang terasa mencengkeram jiwa.
Arrggghh, teriaknya frustasi.
"Dasar bodoh, bodoh, bodoh! Bagaimana bisa aku dibodohi oleh dua manusia hina itu."