Dirangkumnya pipi Kiara dengan penuh rasa sayang. "Kalau memang Earl tidak mengizinkan mu pergi maka, aku lah yang akan memberi mu izin."
"Mana bisa begitu, yang berkuasa di sini CEO Earl."
"Kalau dia memang tidak mengizinkan mu pergi maka, aku yang akan mengambil mu secara paksa!"
--
Memukul pelan lengan kekar. "Ish, kau ini arogan sekali."
Sudut bibirnya tampak terangkat. "Dan lelaki arogan inilah yang kau cintai dengan sangat dalam, baby."
Oh My God, geramnya dalam hati. "Kenapa aku memiliki kekasih dengan tingkat percaya diri level Dewa." Lirihnya.
Jemari kekar terulur mengusap kasar puncak kepala. "Belajarlah satu hal baby, bahwa memaki itu di dalam hati."
Kalimat sarkastik yang baru saja menggelitik pendengaran telah memaksa Kiara menolehkan wajahnya dengan segera. Manik hitamnya menggeliat penuh ketajaman.
"Jangan menatapku seperti itu! Gunakan mata mu yang indah ini untuk memanjakanku dengan tatapan penuh cinta."