"Diam dan jangan banyak protes, baby. Lebih baik nikmati setiap gerakanku dan gunakan bibirmu yang seksi itu untuk mendesahkan namaku."
--
Mendapati Putra tercinta dan juga sang menantu tak juga turun. Dreena memutuskan untuk menghubungi melalui sambungan telepon, akan tetapi gerakannya terpatahkan oleh suami tercinta.
"Ma, jangan mengganggu mereka. Aku tahu bahwa sekarang ini mereka sedang-"
"Sedang apa?"
Pertanyaan istri tercinta mengukir senyum geli. "Kita juga pernah muda, tentunya ada di posisi mereka. Jangan bertingkah sok polos seperti itu, Dreena." Kesal Bram dengan suara sedikit meninggi.
Dreena langsung mencibir. "Cih, bisa-bisanya kau bicara seperti itu. Selama kita menikah kau tak pernah berlaku mesra. Bahkan sampai pernikahan kita dikaruniai dua Anak. Waktumu habis hanya untuk bekerja dan bekerja."
"Yang terpenting Suami-mu ini tidak menghabiskan separuh waktunya bersama wanita lain."