Tak berselang lama bel apartement kembali berbunyi. Hembusan nafas lelah kembali mengiringi deru nafasnya. "Siapa sih itu? Mengganggu saja."
--
Suara bel apartement yang terus menerus mengganggu memaksa langkah kaki mendekat ke sana. Sebelum membukanya mengintip terlebih dahulu melalui interkam. Seketika itu juga manik hitam nya membeliak sempurna. "Mr. Lee, dari mana dia tahu alamat apartement ku?"
Tidak mau menunjukkan sisi kerapuhannya. Ia memutuskan tidak membuka pintunya. Baginya, sangat tidak mungkin bertemu dengan Lee dalam kondisi yang sangat mengenaskan seperti ini.
"Sorry, Mr. Lee … saya tidak bermaksud tidak mau menemui Anda." Lirihnya.
Kiara memutuskan tidak kembali ke kamar, akan tetapi terduduk di lantai dengan menyandarkan tubuhnya pada daun pintu. Tangisnya pecah hingga suara isak tangisnya pun terdengar memilukan setiap orang yang mendengarnya. Sayangnya, dari balik pintu, Lee tidak dapat mendengarnya dengan sangat jelas.