Lorong-lorong rumah sakit dalam sekejap menjadi lorong rumah hantu yang harus ia lalui dan ini membuatnya merasa sangat tidak nyaman, namun Winda tak punya pilihan lain.
Aldo segera menuju ke kamar tempat Ibunya dirawat saat ini. Ia membuka pintu dan menemukan Rahmat meletakkan kepalanya di samping ranjang tempat Ibunya berbaring.
"Kamu udah datang?" Rahmat memandang ke arah putranya itu.
Wajah Rahmat terlihat sangat lelah namun ia tetap mencoba untuk tersenyum di hadapan putranya itu hanya untuk sekedar menyemangati Aldo karena pria itu tahu apa kemungkinan terburuk yang mungkin aja terjadi. Rahmat juga masih tak siap untuk kehilangan Rosi karena wanita itu adalah cinta pertamanya.
Rosi memang terlihat sombong dan menyebalkan namun wanita itu mencintainya dengan tulus dan menerimanya apa adanya.