Hanny senang, dia akhirnya hamil lagi. Bisa memberikan cucu untuk mama rafael. Tapi dia juga takut, takut kecewa dan kehilangan lagi.
Rafael berjanji pada dirinya. Dia benar-benar mencintai hanny dan akan merawat hanny sampai hanny melahirkan anaknya dengan selamat. Dam baru kali ini rafael secara langsung melihat sendiri perjuangan hanny.
Hanny tak bisa makan dari pagi sampai siang. Paling parah pernah sampai sore. Dia hanya bisa makan sore dan malam. Seperti pagi ini.
"Ma, hanny gak ikut sarapan ya." kata hanny menghampiri mamanya yang ada di ruang makan, menata piring dll dengan bantuan pembantu.
"Iya.. Nanti mama anter minuman kamu ya. Kamu istirahat aja di kamar." kata sang mama yang mengusap lembut lengan hanny.
Mama rafael bisa merasakan, dalam hitungan satu minggu ini hanny terlihat kurusan. Badannya terlihat makin menyusut karena tidak nafsu makan. Makan malam pun itu diatas jam 12 dan hanya makanan ringan sesuka hanny. Semau hanny.
Hanny kembali ke kamar. Dia hanya memainkan ponselnya dan berbaring dengan bersandar disana. Dia menonton vidio-vidio lucu anak-anak yang menggemaskan. Juga film kartun anak-anak. Hanny suka melakukan itu sejak hamil dan untuk menghibur dirinya.
"Masih belum bisa sarapan?" tanya rafael yang baru keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi.
Hanny menaruh ponselnya dan mengangguk. "Gak papa. Mama bilang wajar kok." kata hanny. Hanny sudah sedikit percaya kalau rafael benar-benar punya rasa padanya.
Setidaknya hanny tak mau berprasangka buruk dan membuat bayinya hilang lagi kali ini.
"Mau makan sesuatu?" tanya rafael mengusap lengan hanny. Hanny menggeleng.
Lebih nyaman untuk hanny tidak makan sesuatu. Dia akan makan kalau mau, tapi akan berakhir di kamar mandi. Jauh lebih banyak malah, sampai hanny bisa lemas.
"Roti? Atau yang lain. Sampai kapan gak mau sarapan tiap pagi. Kamu gak kasian sama adeknya?" rafael mengusap perut hanny.
Mama rafael datang dengan membawa susu hamil yang sudah dibuatkannya. Dia memberikannya pada hanny.
"Makasih ma.."
Awalnya hanny langsung meminumnya, sampai habis. Tapi tiba-tiba perutnya mual. Hanny langsung meminta rafael menyingkir dan dia berjalan sedikit berlari ke kamar mandi.
Semuanya berakhir di kamar mandi lagi, hanny kembali muntah-muntah. Mama rafael dan rafael khawatir mereka langsung menghampiri hanny. Rafael membantu memijat tengkuk belakang leher hanny.
"Biasanya gak apa-apa kok pagi-pagi minum susu hamilnya." heran mama rafael.
Rafael membatu mengambilkan tisu untuk hanny. Setelah beberapa kali muntah, hanny merasa lebih baik. Hanny mengambil tisu dari rafael dan mengelap mulutnya.
"Mama..."
Hanny jadi sedikit pusing dan lemas. Rafael dengan sigap langsung memegangi hanny, hampir memeluknya malah.
"Tangan mama bau bawang. Mama baru potong-potong bawang ya?" tanya hanny menutup mulutnya dengan tisu.
"Ahh.. Iya. Tadi potong bawang sih." mama rafael mencoba mencium tangannya sendiri, memastikan baunya. Tapi tertinggal bau sabun cuci tangan. Mama rafael sudah mencuci tangannya dengan bersih dan wangi.
"Udah gak bau bawang kok sayang." mama rafael menyuruh rafael mencium tangannya.
"Iya. Wangi sabun cuci tangan kok." kata rafael setuju dengan sang mama..
"Tapi buat hanny masih bau, baunya masih nyengat. Tadi hanny tahan nafas buat minum susunya. Tapi waktu selesai, malah bau banget dan mual." kata hanny masih membekap hidungnya dengan tisu.
"Maaf ya sayang. Mama kira gak kenapa-napa. Tadi sih mama emang potong bawang dulu, baru bikin susu hamilnya kamu."
"Iya ma, gak apa-apa."
Hanny ingin istirahat kembali ke kamar. Tapi baru saja melangkah, kaki hanny seperti jelly. Lemas. Rafael yang melihatnya langsung menggendong hanny ke tempat tidur.
"Pelan-pelan raf." kata mama rafael pada anaknya itu.
Rafael menurunkan hanny dengan sangat hati-hati. Mama rafael membantu mengatur bantal, menumpuknya untuk bersender hanny.
"Mama suruh bibik buat yang baru ya?" tanya mama rafael yang merasa bersalah.
"Ma, bibik kan pasti juga habis masak?" tanya hanny.
Iya. Mama rafael dapat ide bagus. Tangan rafael paling dipakai pegang hp. Jadilah mama rafael menyuruh anaknya itu untuk belajar membuat susu hamil untuk istri tercintanya.
"Ma, aku gak bisa. Mama tau sendiri. Tangan aku kalau megang apa aja rusak." tolak rafael tak yakin, dia megang pisau aja salah terakhir kali. Hanny juga tau, rafael tak bisa apa-apa.
Hanny malah sedikit tersenyum mendengarnya, sebenarnya sih hampir tertasa. Tapi hanny tahan. Lucu tapi manis.
"Iya ya. Kamu aja pegang hanny, hanny udah rusak gara-gara kamu untung ketahuan sama mama, jadi bisa diperbaiki." kata sang mama menunjuk rafael.
Rafael hanya tersenyum kecut. Iya, dia tau. Dia merusak hanny dalam arti menghamilinya kan pasti?
"Pliss... Aku laper. Tapi kalau makan sesuatu nanti makin mual." kata hanny menggenggam tangan rafael yang kini duduk didekatnya.
Ok.
Rafael tak tega melihat hanny yang pucat, jalan pun, bahkan berdiri seperti tak ada tenaga. Rafael ikut mama ke dapur. Sebelumnya dia mengusap kepala hanny dengan lembut.
"Tunggu bentar yaa.." katanya dengan lembut.
Baru kali ini hanny diperlakukan semanis dan selembut itu. Dengan rafael yang kemarin itu tegas dan kasar. Cowok menyebalkan yang berubah jadi sangat manis. Ditambah senyum dimplenya makin membuatnya terlihat manis.
Hanny mengangguk. Rafael benar-benar pergi keluar kamar dan ikut mamanya.
*
Mereka sudah ada di dapur. Mama rafael menunjukan letak susu hamil milik hanny. Lalu mengajarinya menuangkan susu bubuknya hingga airnya.
"Raf, bikinin roti bakar raf. Coba deh, pakai selai. Kan itu gak bau, mungkin sih." kata sang mama.
"Iya ma. Dari pada gak makan apapun." kata rafael menurut.
Rafael dengan dibantu sang mama belajar membuat roti bakar. Untung orang kaya, baru saja memegang pemanggangnya, langsung rusak dan konslet. Mama rafael tertawa keras. Membuat rafael terheran-heran dengan keajaiban tangannya.
Tadi bahkan ketika mengambil gelas, gelas jatuh dan pecah. Mama rafael langsung menyuruh bibik untuk membersihkannya.
"Bener-bener kamu si tangan perusak. Penghancur." kata mama rafael sambil tertawa.
"Ya maaf ma, mama gimana coba melahirkan namjoon gini." kata rafael membalikannya pada sang mama.
Rafael membawa susu hamil hanny dan juga roti bakarnya ke kamar.
"Kalau hanny tau perjuangan ku bikin susu hamilnya sama rotinya, pasti deh dia juga ketawa ngakak kayak mama. Gak habis pikir kok tangan kamu bisa gitu sih raff..." kata mama rafael yang mengikuti anaknya menaiki tangga.
Rafael hanya pasrah. Memang dia seperti itu. Mau sangat berhati-hati pun ya ada saja, apapun bendanya dengan mudah rusak ditangan rafael. Hanny pun sudah rusak dibuat dia. Diminta hamil dengan program, lalu dia sendiri yang membuat hanny keguguran dan sekarang hamil lagi.
Rusak dalamnya hanny? tapi hanny bahagia Rafael sudah berubah.