*****
"Gak ada Rein lupain aja gw keinget kejadian lama yang dulu tertimpa ke gw"
"Gak bisa! lo harus jelasin kita udah temenan dari lama, apa yang lo sembunyikan dari kita kali ini terlihat jelas bahkan sangat jelas!" teriakku memohon untuk dirinya yang sedang menangis tersedu sedu untuk segera menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya
"Gw...huhu...gak bisa cerita hu....hu..hu" balasnya dengan diiringi tangisan yang terus menerus memotong kata perkata
"Mending lo tenang dulu, terserah mau kapan cerita, kami sedia dengerin kok mau secara pribadi atau minta semua orang buat dengerin" sahut Diva yang mendekat mengelus punggung Lastry yang masih menangis
"Haduh...drama perempuan nih nangis nangisan mending gw ke Lily aja ngumpul bareng anak kelas" ujar Devan dan pergi tanpa meminta maaf atas ucapannya
"Dev-!!" teriakku menoleh mencari kehadiran nya yang saat itu ingin sekali ku marahi sikapnya terhadap perempuan, taunya dia sudah duluan pergi.