"Iya ma Reina nunggu dari tadi" balasku terhadap sapaan mama tadi
"Iya iya maaf deh mama lama tapi ini dah jam berapa? masih sempat kah ngeliat isi album ini" jelas mama sambil melihat kearah papa dan seakan menunggu jawaban dari keluar dari mulutnya
"Tapi ini sudah jam 07.10 mau sampai kapan kita disini terus? ayo sudah tidak ada waktu lagi papa hari ini masuk jam 08.00 belum lagi nganterin Reina,sudah sudah" ujar papa tegas setelah melihat angka jam yang terus bergerak di jam tangannya dan aku melihat raut wajah mama yang berubah menjadi sedih.
"Gini aja ma Reina penasaran banget sama album ini,Reina izin bawa kesekolah ya ma"
"Mama si bolehin aja tapi coba tanya papa kamu karena ini foto keluarga" jawab mama
Aku bergegas menuju papa yang sudah siap sedia di dalam mobil,awalnya dia kira aku sudah siap tapi aku malah bertanya hal tidak penting baginya.
Tok...tok..tok.. aku mengetuk kaca pintu mobil agar papa memerhatikan ku karena sejak didalam mobil ia sibuk dengan handphonenya
"Sudah siap Rein?" tanya papa sembari membuka kaca mobil
"I-ini pa Reina mau tanya,boleh gak Reina bawa album foto keluarga kesekolah?" tanyaku gugup
"Hah buat apa Reina bawa album kita ke sekolah? kan bisa lihat lihat di rumah,tahan rasa penasaran kamu ini album yang isinya foto keluarga bukan isinya mainan yang bisa kamu buat main,sudah cepat pergi sana kembalikan!" jawab tegas papa dengan raut wajah kesal ia tak suka dengan segala hal yang harus terekspos apalagi yang menyangkut keluarga
Setelah memberikan jawaban yang seharusnya tak kudengar dari mulutnya,ia segera menutup kaca mobil dan memakai kacamata serta menghidupkan mobil,dengan tanda bahwa kita harus bergegas atau kita akan ditinggal
Apa apaan papa terlalu sensitif! foto keluarga bukannya sudah hal umum jika terekspos,bahkan disosmed pada bertebaran gumamku kesal dengan sikap papa yang jauh bertolak belakang dengan mama
"Ma ini ma albumnya,papa ga ngasih izin ma" jelasku kepada mama dengan perasaanku yang kecewa dengan sikap papa
"Yaudah kalau gak dikasih kamu kan bisa lihat sepuasnya dirumah memangnya kenapa kamu mau bawa albumnya kesekolah?"
"Ini ma kan Reina mau banggain foto keluarga kita keteman Reina" ucapku menjelaskan tujuan yang sebenarnya
"Ya ampun kamu ini segitunya, dari pada bawa kesekolah nanti disita jadi dirumah aja ya sayang" ujar mama lemah lembut
"Reina!! mau sampai kapan papa nunggu dimobil,hah!" Suara teriakan papa dari luar terdengar hingga didalam rumah
"Iya iya Reina mau pamitan dulu pa!!" balas teriak ku dari dalam rumah entah terdengar entah tidak
"yaudah ma Reina pergi dulu ya" ucapku pamit dan mencium tangan mama lalu berakhir menutup pintu dan menaiki mobil papa
Selama perjalanan tak banyak hal yang kami bahas,hanya sunyi yang tepat untuk mengekspresikan suasana didalam mobil ini
tiba tiba aku berinisiatif untuk bertanya agar kami lebih dekat,tapi respon papa malah membuat dinding dengan ku
"Maaf pa tadi telat" ucapku memulai pembicaraan dengan hati hati yang berkemungkinan ada dua opsi yaitu aku dimarahi karena telat dan membuatnya menunggu lama lalu opsi kedua jawaban papa yang tak perduli dan ternyata ....
"Ya" balas papa dingin tanpa menoleh sedikitpun kearah ku,padahal saat itu sedang lampu merah bukan kah kami bisa mengobrol lebih banyak hal? tapi melihat respon papa seperti itu rasanya membuatku malas untuk berbicara dengannya
Tak terasa kami sudah menempuh setengah jalan menuju sekolah ku dimana mungkin 5 menit lagi kami akan sampai ketujuan,dan anehnya tiba tiba papa bertanya...
"Reina,kamu sudah baca buku dari ruang kerja papa?" tanya papa,aku terkejut mendengar pertanyaan yang ia lontarkan dengan serius
"Sedikit mungkin" jawabku ragu ragu,sambil menggaruk kepala agar terlihat lebih alami bahwa aku memang sedang ragu
"Oh,kalau sedikit sudah sampai mana?" pertanyaan yang ia lontarkan sangat mendesakku jika aku jawab ragu lagi alias tidak jelas pasti dia akan lebih mendesakku
"M-m-mungkin 10 halaman"
"Apa kamu bisa membaca angka disitu hingga kamu tau kalau yang kamu baca ini 10 halaman?" tanya papa lagi ia merasa tak puas mendengar jawabanku dan sepertinya dia memang sengaja mendesakku lagi agar aku berkata jujur
"Kan Reina hitung halamannya" aku menjawab dengan percaya diri dan lancar agar ia tak curiga denganku lagi!
"Oh, baiklah didalam buku itu ada berapa halaman? kamu menghitungnya kan jadi jawab" dia bertanya hal yang tak masuk akal lagi! sembari ia memberikan pertanyaan itu dia melirikku dikaca mobil,dan ternyata dia memang curiga dengan anaknnya sendiri
"M-mana mungkin Reina bisa jawab pa,sedangkan Reina hanya membaca 10 halaman bagaimana bisa Reina menjawabnya?" jawabku tegas
"Kenapa tanya dengan papa? bukannya kamu yang menjelaskan dengan papa bahwa kamu menghitungnya?" jawab papa yang membalikkan fakta,kan sudah jelas bahwa aku hanya menghitung 10 halaman tapi kenapa dia malah bertanya begitu
"Kan Reina hanya membaca sampai 10 halaman bukan hingga akhir buku pa!" cetusku dengan nya yang dari tadi sengaja membuatku kesal
"Kenapa tidak berbicara jujur saja Reina? kan papa sudah bilang papa bukan manusia biasa, percaya atau tidak setiap diri manusia itu pasti punya hal special yang terkadang banyak tak menyadarinya" papa berbicara seakan akan dia adalah seorang motivator
"Ya,sudah sampai pa Reina pergi dulu" satu kata yang aku ucapkan untuk mengakhiri perdebatan ini adalah 'Ya' aku kesal dengan sikap papa yang tak ada sedikitpun perhatian dan akhirnya malah membahas tentang dirinya dia berbicara dengan ku seakan akan aku memahami dirinya yang ia sebut memiliki sesuatu 'special'.
Setelah keluar dari mobil aku menyapa ramah pak satpam dan disambut dengan Lastry diaman ia datang setelah 2 menit aku keluar dari mobil
Ah,itu Lastry kan? gumam ku melihat dirinya yang baru keluar dari mobil dan langsung melambaikan tangan kearah ku
Setelah menunggunya berjalan ke arahku yang ku kira itu Lastry dan ternyata memang benar itu Lastry
"Yo Rein gimana kabar lo? btw gw penasaran ama buku yang lo ceritain dichat berarti dugaan gw bener kan bukunya ada dua soalnya pas lo balik terus gw masuk didalam mobil pas gw buka tas gw lah ada dah tu bukunya,aneh kan" baru ketemu aja udah bahas buku lagi bukannya bahas hal ringan sudahlah capek dnegan materi didalam buku ditambah lagi dia malah ngebahas buku kuno yang ga jelas itu hadeh.
"Ah iya gw juga sebenarnya penasaran dan lo tau semalam beh kejadian yang gak pernah gw terpikirkan,dan gw rasa semua hal ini petunjuk deh tapi gw ga tau ini petunjuk kemana dan lo tau semenjak Raka mati mulailah banyak hal aneh muncul dikehidupan gw"
"Hah kejadian apa Rein? lo serius kan" jawab Lastry sambil melangkahkan kaki
"Iya sumpah,mulai dari mimpi terus gw tau rasa dipanah dan tanda dibadan gw yang entah dari mana muncul" sahutku menjelaskan segala kejadian aneh sambil berjalan
"Hah tanda?!! tandanya gimana gw jugak punya tanda yang kata mama gw ini hal biasa semacam tanda lahir tapi bagi gw tu tanda gak asing tapi sulit diterima" ucap Lastry kaget mendengar kan hal yang sama terjadi padaku dengan dirinya
"Boong lu,coba tunjuk tanda lo kalau gw ada disini nih dileher gw" ujarku sambil menunjuk tanda dileher ini dan anehnya tak add yang menyadari dan kurasa hanya orang tertentu yang bisa melihatnya
"Lah tandanya kok kayak.....