Chapter 46 - KELAS TERBURUK

Upacara pembukaan dilakukan di alau-alun besar Akademi Laut Timur. Saat upacara pembukaan seperti inilah yang mempertemukan akademi menengah dan akademi lanjutan di tempat yang sama.

Menjadi salah satu murid tertinggi, Tang Wulin di tempatkan di barisan belakang. Ini memberinya banyak kesempatan untuk mengamati seluruh alun-alun dan semua murid di akademi.

Di akademi menengah, ada sekitar seratus murid di setiap kelas dengan jumlah total tujuh hingga delapan ratus murid secara keseluruhan. Di bandingkan dengan akademi menengah, jumlah murid di akademi lanjutan secara signifikan lebih sedikit karena hanya terdapat sekitar hampir dua ratus murid. Murid di akademi lanjutan di bagi menjadi tiga kelas. Oleh karena itu, menjadi tugas yang berat jika ingin memasuki akademi lanjutan karena tingkat kelulusan sangat kecil sekitar dua puluh persen dari jumlah murid di akademi menengah.

"Selamat siang murid-murid. Sekarang kita akan memulai upacara pembukaan tahunan Akademi Laut Timur. Pimpinan Akademi Laut Timur telah diundang dan sebentar lagi akan memberikan kata sambutan untuk kalian."

Pimpinan Akademi Laut Timur adalah seorang senior yang berusia sekitar enam puluh tahun. Dia berperawakan sedang dan terlihat biasa saja. Dia terlihat seperti seorang kutu buku dengan kepala penuh dengan rambut putih dan memakai kacamata.

"Selamat datang di Akademi Laut Timur. Setiap tahun aku merasa sedih karena murid dari akademi menengah dan lanjutan telah lulus dan meninggalkan kita. Namun, beberapa murid akademi menengah juga akan memasuki akademi lanjutan sama seperti kalian."

"Aku berpikir bahwa akademi seperti darah masyarakat. Menerima murid ke dalam akademi dan kemudian mengembalikan mereka ke masyarakat. Dalam waktu dekat, aku berharap kalian bisa,…"

Pimpinan akademi sangat fasih dengan pidatonya. Dia bahkan tidak memiliki naskah untuk dibaca. Dia berbicara dengan sangat baik selama satu jam penuh kemudian mengakhiri pidatonya.

Puncak dari upacara penyambutan berlangsung tepat setelah pidato dari pimpinan akademi, yaitu pembagian kelas.

Murid senior tidak perlu mengikuti pembagian kelas sehingga mereka keluar dari alun-alun. Murid baru dari akademi lanjutan kembali ke akademi mereka untuk pembagian kelas. Yang tinggal di alun-alun adalah murid baru akademi menengah.

"Kita akan lanjut ke pembagian kelas. Seperti yang kalian ketahui, di Akademi Laut Timur semakin kecil angka kelasnya semakin baik kualitas kelasnya. Meskipun seperti itu, kami sangat mengharapkan murid dari kelas terakhir akan bekerja lebih keras dan memiliki prestasi yang lebih baik. Ada total seratus delapan murid baru yang dibagi ke lima kelas. Murid yang akan di panggil adalah murid di kelas satu…"

Tang Wulin akhirnya memahami kata-kata Long Hengxu pada mereka berempat sebelumnya saat mereka di tempatkan di kelas kelima.

Ada total lima kelas, dan murid dengan kemampuan lebih akan ditempatkan di kelas satu. Bisa di katakan kelas kelima adalah kelas terbelakang.

"Tang Wulin, Zhou Zhangxi, Xie Xie, Yun Xiao,.." Seperti yang diduga, keempat nama itu akhirnya di panggil saat pembagian murid di kelas kelima dimulai.

Ada dua puluh murid di kelas kelima, dan itu adalah jumlah murid paling sedikit dari semua kelas. Mereka yang ditempatkan di kelas kelima memiliki ekspresi murung di wajah mereka.

"Wali kelas murid, harap arahkan murid kalian ke kelas masing-masing dan bantu mereka membiasakan diri dengan akademi ini."

Lima guru muncul di depan barisan murid. Salah satu dari lima guru itu berjalan ke arah kelas kelima.

Guru itu tampaknya berusia sekitar dua puluh tujuh atau dua puluh delapan tahun. Ketika murid kelas kelima menoleh untuk melihatnya, mereka semua tercengang.

Guru ini terlalu tampan.

Meskipun Tang Wulin dan Xie Xie memiliki penampilan yang luar biasa, mereka hanyalah anak-anak. Jadi ada kemungkinan mereka akan berubah pada saat dewasa. Bagaimanapun juga, guru ini memiliki tinggi yang mengejutkan, yaitu lebih dari 1,9 meter dengan sepasang tangan kurus dan pinggang yang ramping. Celana panjang berwarna putih menonjolkan kakinya yang panjang. Meskipun dia terlihat kurus, kombinasi dari matanya yang bersinar terang, hidung yang mancung, dan bibir yang tipis memberikan gambaran yang luar biasa. Rambut tebalnya di sisir rapi ke belakang. Tiupan angin mengenai rambutnya yang berwarna biru kehijauan.

Bola matanya berwarna hijau yang sangat serasi dengan rambut birunya, terlihat sangat sesuai untuknya. Wajahnya tanpa ekspresi dan tatapannya sedingin es.

Salah satu gadis di kelas kelima menghembuskan napas pelan. "Gurunya sangat tampan." Tanpa sadar, gadis itu telah mengatakan apa yang juga sedang dipikirkan murid yang lainnya.

Xie Xie mengerutkan bibirnya saat mendengar komentar itu, meskipun wajahnya tetap menunjukkan ketidak pedulian.

"Ikuti aku." Meskipun perkataan guru muda ini sangat sederhana, tetapi meninggalkan perasaan dingin di antara para murid tepat di hati mereka. Perasaan ini,..

Xie Xie berbisik pelan. "Guru itu tampak kuat."

Sepertinya dia memang orang yang kuat. Penampilannya telah membuat orang di alun-alun membeku. Ini tidak mungkin terjadi jika dia hanyalah orang biasa.

***

Ruang kelas untuk kelas lima terletak di lantai dasar. Letaknya di area paling dalam gedung sehingga membutuhkan waktu untuk sampai di sana.

Ada tiga puluh set meja dan kursi di dalam ruang kelas berhadapan dengan meja guru.

"Pilih kursi kalian masing-masing." Guru muda itu berkata dengan dingin. Setiap kali dia berbicara, selalu ada perasaan dingin.

Setelah banyak pertimbangan, Tang Wulin memilih meja di samping. Tingginya akan menghalangi orang lain jika dia duduk di tengah. Ini membuatnya bisa duduk di barisan depan tetapi tidak menghalangi teman sekelasnya.

Tidak berpikir seperti Tang Wulin, Xie Xie memilih duduk sebelah Tang Wulin. Bersamaan dengan itu, Yun Xiao dan Zhou Zhangxi masing-masing duduk di dekat Tang Wulin dan Xie Xie. Jadi, keempat teman sekamar itu kembali bersama.

Setelah memasuki ruangan, guru itu berjalan ke depan kelas. Saat dia berbalik dan mengamati wajah-wajah murid di hadapannya, obrolan mereka berhenti dan kelas menjadi sunyi.

"Namaku Wu Zhangkong." Guru muda itu memperkenalkan diri dengan singkat. "Selama enam tahun kedepan, kalian akan berada di bawah pengawasanku."

"Aku ingin menekankan satu hal. Kalian boleh mengabaikan apa yang dikatakan Direktur Long Hengxu saat upacara penyambutan. Bahkan jika kalian adalah sekelompok sampah, aku akan melatih kalian menjadi murid terkuat di antara murid lainnya. Jika kalian ingin berhenti, kalian boleh keluar akademi. Tetapi jika kalian ingin tetap tinggal, tujuan kalian selama enam tahun ke depan adalah menjadi kuat."

Kata-katanya terdengar sangat arogan tetapi sebenarnya Wu Zhangkong dengan nada datar tetapi tetap menarik perhatian murid-muridnya.

"Kalian harus memperkenalkan diri, sebutkan nama, Martial Soul, tingkat Soul Power, dan keinginan kalian. Kalian bisa mulai."

Jelas, singkat, dan tidak berlebihan.

Area yang diduduki Tang Wulin dan teman sekamarnya kebetulan adalah barisan paling samping dan saat ini Wu Zhangkong menunjuk ke arah mereka. Maka Yun Xiao mengambil inisiatif untuk memperkenalkan diri.

"Halo semua, namaku Yun Xiao. Martial Soul milikku adalah Astrolab, dengan Soul Power berada pada tingkat dua belas. Aku ingin menjadi Soul Master tipe pendukung, inteligen." Yun Xiao diberi julukan 'Mastermind' karena cara berpikirnya yang cepat. Oleh karena itu, keinginannya sesuai dengan bakatnya. Yun Xiao memulai dan mengakhiri perkenalannya dengan baik meskipun suaranya sedikit bergetar.

Berikutnya adalah giliran Tang Wulin jadi dia berdiri untuk memperkenalkan diri. Tatapan Wu Zhangkong tertuju padanya. Saat itulah Tang Wulin memahami mengapa suara Yun Xiao bergetar. Tatapannya sangat tajam, sampai-sampai menembus ke hati seseorang.

"Tang Wulin. Martial Soul Rumput Perak Biru. Soul Power tingat sebelas. Keinginan ku,.." Tang Wulin berhenti sejenak. "Aku belum memilikinya.

"Itu adalah Martia Soul sampah. Pantas saja kamu tidak memiliki keinginan." Sebuah suara berkomentar dari kumpulan murid di dalam kelas.

Suuu.

Sepotong kapur terbang tepat ke dalam mulut murid itu seperti peluru.

"Aduh." Kapur itu lumayan panjang dan masuk ke dalam tenggorokan murid itu. Segera dia memuntahkan kapur itu.

Zhou Zhangxi berbicara dengan nada tegas. "Di dunia ini tidak ada Martial Soul sampah, melainkan hanya orang-orang sampah. Lihat dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum menyebut orang lain sampah. Jika kamu bukan bagian dari sampah, apakah kamu akan ditempatkan di kelas ini?"