Chapter 2 - masa kecil

Kamis 11 februari 2003 lahir seorang putri yang yang bernama 'Monna Alicia' dia sangat cantik dengan kulit putih mata sipit ,hidung yang tidak pesek dan juga tidak mancung dan bibir yang lucu.

Namun kehadiran bayi ini tidak diinginkan oleh ayahnya karena ia sangat berharap agar dikaruniai anak laki-laki karena sebelumnya ia mempunyai anak laki-laki tetapi anak itu meninggal dunia pada saat umurnya 5 tahun ,Karena tau istrinya melahirkan anak perempuan ia berteriak

"aku akan pergi mencari istri baru yang bisa melahirkan anak laki-laki bila perlu aku akan menikahi 10 wanita yang bisa memberiku anak laki-laki".

Teriakan itu sontak membuat orang-orang yang berada di sekitar itu melihat istrinya dengan iba dan merasa kesal dengan laki-laki itu, Tanpa berpikir panjang ayah dari laki-laki (kakek dari bayi yang baru saja lahir) itu membawa anaknya keluar dari gedung rumah sakit itu untuk menghindari memicu lebih banyak orang yang melihat kejadian itu.

^Diluar^

"Apa yang kamu lakukan" kata kakek Taufik

"Apa maksud ayah" kata Naufal yang tidak menginginkan Monna

"Naufal tidak sepantasnya kamu berlaku seperti itu, istri mu baru saja berjuang untuk melahirkan anakmu" kata kakek Taufik

"cukup ayah aku tidak menginginkan anak itu aku ingin anak laki-laki yang nantinya akan menjadi penerus ku" kata Naufal

(refleks kakek Monna menampar ayah Monna), "sadar dengan apa yang kamu katakan tadi Naufal dia tetap anakmu dia darah daging mu"kata kakek Taufik

(Ayah Monna pergi meninggalkan kakek Taufik begitu saja).

^Batin ayah Monna^

"Benar juga yang dikatakan ayah aku tidak sepantasnya seperti tadi dia tetap anakku putri kecilku tapi aku menginginkan anak laki-laki kenapa tuhan memberiku anak perempuan"

11 bulan berlalu Monna telah menjadi bayi yang bisa berjalan dan memiliki 2 gigi, sejak ia lahir ia tak pernah menangis sekalipun dan ia sudah menjadi anak yang baik sejak ia lahir, ia tak pernah membuat orang tuanya kesal ia sudah menjadi anak yang penurut sejak lahir, karena itu juga hati ayah Monna yang tadinya tak menginginkan Monna kini telah luluh dan juga sangat menyayangi Monna tapi karena ayah Monna adalah laki-laki yang bisa dibilang seorang preman jahat ia juga sering menyakiti perasaan istrinya dengan kelakuannya yang sering keluar masuk penjara karena berkelahi dengan orang lain, membentak istrinya bahkan juga ia sering membuat istrinya menangis hingga pada suatu hari, hari dimana tanggal 9 Februari 2004 kakak Monna bernama Febri berulang tahun ayah dan ibu Monna merayakan ulang tahun Febri yang ke-4 tahun dan di barengi dengan Monna yang juga tidak lama lagi akan berumur 1 tahun ,Ayah Monna menawari apa yang di inginkan Febri dan Monna sebagai hadiah ulang tahun.

Febri yang senang dengan barangĀ² mahal ia meminta emas,sepeda,baju dan lainnya sedangkan Monna yang belum begitu paham apa yang di maksud ayahnya ia hanya meminta dibelikan buah semangka dan rambutan dengan suara bicara yang kurang jelas, Keesokan harinya ayah Monna terlihat seperti sudah lapar meminta istrinya untuk menyiapkan makanan dengan cepat tapi ibu Monna belum selesai memasak, karena ayah Monna menunggu ia sangat marah pada istrinya ia memarahi istrinya karena tidak langsung memberikan makanan dengan cepat, ibu Monna menangis dan Febri sebagai anak pertama meskipun ia masih kecil ia sangat mudah mengerti dengan apa yang terjadi pada orang tuanya sedangkan Monna hanya terdiam dan terlihat seperti tidak ada yang terjadi karena memang sifat Monna yang cuek sejak lahir.

"ibu kenapa jangan menangis Bu aku sedih liat ibu kaya gini ,ibu apa sebaiknya kita pergi ke rumah nenek di kampung ibu, ayah udah jahat jadi kita sebaiknya pergi tinggalkan ayah biar dia tau rasa Bu" kata Febri dengan nada kesal kepada ayahnya

"baiklah nak besok kita akan pergi ke rumah nenekmu" kata ibunya Monna

" iya Bu bawa semua barang biar saja kita jangan kesini lagi" kata Febri di depan ayahnya.

^Keesokan harinya^

Pagi-pagi sekali Febri sudah bangun dan membangunkan ibunya "Bu ayo kita harus pergi ke rumah nenek" kata Febri

"Iyah sayang ibu siap-siap dulu yah kamu mandi duluan" kata Monica, Sambil menangis Monica membereskan barang-barang dan memasukkan nya ke dalam koper,

"Bu kenapa ibu menangis apa ayah memarahi ibu lagi?" kata Febri

"tidak nak sudah sekarang kamu siap-siap yah ibu mau mandi dulu sekalian memandikan adikmu" kata Monica

"iya Bu (sambil memeluk ibunya)" kata Febri.

^1 Jam kemudian^

Monna, ibu dan kakaknya pergi meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan ayahnya karena ayah Monna masih tidur saat itu, Mereka telah tiba di sebuah terminal bus dan menaiki bus jurusan Jakarta-Sukabumi (Laju utama), 7 jam kemudian mereka telah sampai di kampung nenek dari ibu Monna.

Keesokan harinya tak di sangka ayah Monna datang dan menyuruh mereka untuk kembali ke Jakarta, Naufal dengan tampangnya yang garang memarahi istrinya karena pergi tanpa sepengetahuannya ia sangat marah dan membuat istrinya menangis.

Lalu mereka berpamitan pada nek Sofiah dan kakek Abbas dan pergi meninggalkan rumah nek Sofiah , mereka pulang dengan menggunakan motor ayahnya Monna, 4 jam kemudian mereka sampai di Jakarta.

2 tahun berlalu kini umur Monna sudah menginjak 3 tahun dan kakaknya Febri sudah berumur 6 tahun, kini Febri sudah lulus dari sekolah TK dan hendak memasuki sekolah SD tapi karena ibunya Monna sudah tidak kuat dengan sikap ayah dan keluarganya di Jakarta yang tidak begitu baik kepada ibu Monna, Dan pada saat itu juga ibu Monna menggugat cerai suaminya dan mengajak kedua anaknya pergi ke kampung halaman nek Sofiah, Sepanjang jalan Monna menangis memanggil ayahnya dan tak lama kemudian sekitar jam 5 sore mereka sudah tiba di rumah nek Sofiah.

"nak mengapa kamu membawa koper dan banyak tas? apa yang sudah terjadi?" kata nek Sofiah dengan raut wajah yang kaget dan keheranan

"Aku menggugat cerai suamiku Bu aku sudah tidak tahan dengan sikap dia dan keluarganya yang memperlakukan ku dengan seenaknya" kata Monica dengan nada sedih

"Yasudah sekarang masuklah nak biar ibu bantu kamu membereskan barang-barang mu ke kamarmu yang lama" Kata nek Sofiah.