Michele menundukkan kepalanya saat dia mendengar apa yang dikatakan Maya, masih memegang cangkir tangan Michele sedikit bergetar.
Maya maju duduk di samping Michele di kursi lainnya, lalu tangannya menggenggam erat tangan Michele.
"Berbaringlah kalau kamu lelah." Ucap Maya kepada Michele, meraih cangkir dari tangan Michele lalu diletakkan di meja.
Michele seperti orang yang terkena hipnotis dia menurut dan menyandarkan tubuhnya ke kursi duduk dengan nyaman dengan posisi terlentang.
Air mata Michele mengalir tanpa dia sadari, dia terisak, "Nenek, aku sangat merindukanmu."
Setelah itu Michele menangis lebih keras, sampai tubuhnya terguncang.
Maya membiarkan Michele menangis.
Sudah lama sekali Maya tahu kalau Michele berusaha menahannya sendiri.
Sejak dia menikah dengan Danang, keluarga besarnya membuang Michele, menganggap bahwa dia mengkhianati keluarganya dengan tidak menerima perjodohan dari ayahnya dengan lelaki keturunan Tionghoa.