-Moirai Valentine-
Suara gelak tawa terdengar menyusup di antara pertikel-pertikel dalam ruangan. Decitan kursi yang di geser memekik di telinga. Kafeteria terlihat lebih ramai dari pada biasanya, padahal ini sudah istirahat yang kedua.
Munggkin hawa panaslah yang membuat mereka lebih memilih kafeteria untuk tempat santai dari pada berjemur di taman depan sekolah.
"Huhh …."
Maura menghela napas berat. Iris sekelam malam miliknya mengitari daerah sekelilingnya. Tidak ada anak-anak asrama phoenix tidak ada para pangeran dan tentu saja tidak ada kekasihnya, Erlangga.
Tentu saja, pria itu tidak terlihat batang hidungnya setelah pergi bersama Sella.
"Ka, jangan mendorong." seru gadis muda yang sedang mengantri di dua baris depan.
Maura mendongkrak, rupanya gadis itu sedang berseteru kecil dengan pria di depan Maura.
"Siapa yang mendorong."
"Tadi, itu Kaka mendorong tau!"
"Aku tidak mendorong, kebetulan saja kau berada di depanku."
Kampret!!