-Moirai Valentine-
Kau bak buah apel yang di berikan penyihir padaku, apel beracun yang tidak hanya menusuk-nusuk tubuh, tapi juga merenggut jiwa dan nyawaku secara serentak.
----------------------------------
"Erlang … bisa kita bicara?" seru Maura.
Erlang menatap Gio yang mendenggus, Bara suda berada di sampingnya, membuat sepupunya Muara itu tidak bisa memukul Erlang lagi saat Maura sudah ada di sini.
Erlang mengusap wajahnya dengan kasar, membiarkan rasa sakit menerpanya. Pria itu bangkit, menepuk-nepik pakaiannya, kemudian menatap Maura dnegan tatapan dingin.
Pria itu terkekeh pelan, seolah menyayangkan kejadian pemukulan ini.
"Bicara saja." Ucapnya dingin, berusaha tidak menghiraukan gadis di depannya itu.
"Berdua, ada yang ingin aku bicarakan, hanya kita berdua. Bisakan?"