Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Biarkan Tahi Mengambang

šŸ‡®šŸ‡©Kais_idku_baru
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.6k
Views
Synopsis
Jemadi he is a retired warlock in the previous decade. However, he still hid his identity because he didn't want to receive any free of charge from his neighbour lives when they asked for Jemadi's help
VIEW MORE

Chapter 1 - Hiruk Pikuk di Warung Gedhek*

Malam hampir mencapai pertengahannya, rupanya ketiga pria paruh baya tengah menunggunya di warung ciu* mbok Pinem. Entah apa yang mereka bertiga pikirkan, pada kehidupan sebelumnya Jemadi langsung memberikan "tempeleng" tanpa ampun kepada siapapun yang menawarinya minum. Hal ini bukan tanpa alasan, karena peradaban telah berbicara, tidak sopan kiranya memberikan minuman "keras" kepada orang yang wuruk* seperti dia.

Tak lama setelah pergulatan mental di antara mereka bertiga, datanglah seorang pria tinggi, bertubuh kekar, memiliki luka sayat di dahi sebelah kiri, serta senantiasa membawa cemeti* beserta umpan pancingnya. Tanpa basa basi, mereka langsung tertegun dan mempersilakan duduk bak seorang raja

Ceplass!! Bruakk! - suara pecutan cemeti* dan hentakkan keras dari kaki Jemadi.

"SEDANG APA KALIAN? TIDAKKAH KALIAN BERPIKIR?" bentaknya tiba tiba kepada tiga orang kliennya, serta merta membuat seluruh khalayak kedai memperhatikan meja yang paling lebar tersebut.

"Mohon maaf den Jemadi, kulo mboten semerrap maksud panjenengan*..." saut salah seorang di antara mereka bertiga yang berprofesi sebagai pedagang.

"MASA TIDAK TAHU SIH?" bentaknya lagi sambil kembali memecutkan cemetinya.

Semua tertegun dan terdiam tidak berani melerai, maupun menimbrung. Hal ini tidak pernah terjadi apabila perampok atau bandit yang datang, namun ini adalah Jemadi titisan Hayam Wuruk dan Panglima Hang Tuah yang terkombinasi sempurna di abad dua puluh.

"Ehm, baiklah! Sepertinya otak dan nyali separo seperti kalian ini sulit paham! Hei! Kalian ini masih punya anak, masih punya istri! Masa, kalian keluyuran neng warung seperti ini? Warung Ciu lagi!!!" Jelasnya dengan nada tegas bertingkat. "Ya sudah, tolong jangan tawari aku apapun, selain daging sapi yang dibakar dengan bumbu Italia!"

Setelah Jemadi "menampar" keras kliennya, ia kembali duduk dengan tangan bersedekap* serta kedua kaki yang diangkat lurus di atas meja. Rupanya atensi pengunjung sudah reda terhadap mereka. Namun, ketiga orang klien yang terdiri dari Pedagang, Guru, dan Tabib masih merundukkan kepalanya dan masih belum berani berargumen sepatah kata pun.

Bersambung

Glosarium

Gedhek = bilik/anyaman bambu sebagai tembok utama

Ciu = arak/minuman beralkohol yang memabukkan

Wuruk = terpelajar

Cemeti = semacam tongkat penjalin/rotan yang sangat keras, bisa digunakan untuk memancing dan mencambuk