Saat hendak pulang. Alan disusul oleh Yani yang tampak resah dan gelisah. Seperti biasa, sikap lelaki itu cuek sekali. Susah payah Yani membersamai langkah panjang kakinya.
"Lan, tunggu sebentar." Terengah-engah Yani mengejarnya.
"Ya, ada apa, Yan?" Ia tak menoleh, hanya memperlambat langkah. Mereka sudah berada di area parkir.
"Kali ini, kamu harus dengerin aku." Yani mengatur dulu napasnya yang tak beraturan. Dan Alan menantinya berbicara. Semula satu tangan sudah berada di knop pintu, tetapi dilepaskan kembali, karena sepertinya Yani akan membicarakan sesuatu yang cukup penting.
"Aku kemarin menjenguk Aldo di penjara. Ada yang aku minta sama dia."
Alan masih memerhatikan dengan seksama, tanpa adanya sorot keterkejutan atau sebagainya. Lelaki itu tampak tenang-tenang saja.