Mereka saat ini telah berada di hadapan Dokter Elini. Jadwal konsul sekaligus pemeriksaan kesehatan peranakan Nada sudah tiba. Entah sudah berapa kali mereka bolak-balik untuk menemui dokter ini. Setelah tiga bulan mengatur pola haid, Nada kembali diperiksa.
Alat USG sudah menari-nari di atas perutnya yang masih datar. Memang tidak ada apa-apa. Dokter Elini hanya ingin memeriksa ukuran sel telur Nada, jika sudah ada yang membesar, siap untuk dibuahi, mereka akan melakukan suntik pemecah telur.
"Bagaimana, Dok?" Alan tak sabar, ia ingin sekali mendengar kabar baik yang akan disampaikan oleh Dokter Elini. Wajah wanita itu memang terlihat ceria. Senyum merekah di bibir tipisnya yang dipolesi lipstik berwarna merah muda.
"Alhamdulillah, dapat ukuran yang diinginkan."
Wajah Alan ikut merekah. "Apakah ini bisa dipecah untuk dibuahi, Dok?"
Dokter Elini mengangguk. "Tentu saja, Pak." Ia lalu menyudahi pemeriksaan USG. "Tolong siapkan ruangan khusus." Ia berujar pada sang perawat.