Geram sekali aku, ingin kumakan saja benda pipih ini, tidak ada guna sama sekali. Sudah capek-capek menulis kata-kata seperti itu, eh malah diabaikan saja.
Menit kemudian, tampak seperti ada yang datang. Segera kukenakan jilbab dan turun ke bawah. Saat kulihat, ternyata Zydan. Ada apa ya?
"Assalamualaikum, Nad. Alan nggak di rumah, ya?" ucap Zydan saat kubukakan pagar untuknya.
"Waalaikumsalam. Keluar tadi, Mas. Masuk dulu."
"Ah, di teras aja. Nggak enak, Alan nggak ada."
Aku hanya mengangguk menanggapi. Niat di awal memang mengajaknya masuk sampai teras kok.
"Wah, bagus jadinya," ucap Zydan sambil mengamati cat rumah, saat aku kembali ke luar membawa minuman untuknya.
"Iya, A' Alan ngecat ulang." Segitu saja deh jawabannya, tidak usah dipanjang-panjangkan.
"Diminum, Mas." Lalu kutawarkan minuman yang tadi dibawa padanya.
"Iya, makasih, Nad." Zydan pun meminum seteguk dan langsung mendesis, "Vanas," katanya sambil menggigit lidah.