Nada mendengkus sambil melipat tangan di dada. "Iya. Pake jurus apa? Bagi-bagi dong, mana tahu aku juga bisa mencobanya di lain waktu."
Alan menarik kedua ujung bibirnya ke atas. Sebegitu inginnya sang istri tahu apa yang telah ia lakukan tadi di dalam ruangan si Bengis. "Kamu nggak akan bisa melakukannya, Dek. Sebab, aura CEO-nya nggak dapet." Pria itu berlagak seperti seorang yang super sekali.
"Halah, paling Aa' nyogok 'kan? Dah kebaca. Nggak usah Aa' kasih tahu, aku bisa nebak 'kok. Ah, aura CEO. Apaan?"
Kalau Alan punya jurus untuk meluluhkan, maka perempuan di sebelahnya harus mampu menguak sendiri fakta dari kalimat-kalimat pancingan seperti berikut.
Ternyata, CEO cerdas paripurna itu sama sekali tak terpengaruh. Ia malah tersenyum saja menatap Nada. "Kamu tahu kualitas suaminya seperti apa 'kan, Dek? Nggak perlu Aa' kasih tahu lebih detail lagi 'kan?"