Alan sudah berada di ruangan dengan satu cangkir kopi hitam tengah mengepulkan asap di atas meja. Matanya sedikit terkantuk ketika Zydan masuk ke dalam ruangan.
"Waduh, udah mulai ngantuk-ngantuk, udah jelas nich apa penyebabnya." Zydan tertawa sambil menarik kursi di hadapan meja Alan.
"Coba aja entar. Makanya nikah." Alan terjaga, sekuat tenaga ia angkat kelopak mata. Lalu mencoba mengangkat cangkir kopi.
"Itu masih ngepul, mau melepuh tu bibir. Udahlah pake acara luka segala. Wk wk wk wk." Zydan sangat tidak tahan dengan sesuatu yang membuatnya sangat tergelitik. "Ganas banget si Nada."
Sorot mata Alan membidik Zydan tajam, "Ssttt, jangan bicara macam-macam tentang istri saya. Dia yang terbaik."
"Yelah, yelah." Pria yang penuh dengan tawa tadi mencoba untuk diam. Ah, susah ternyata. Tawanya menyembur lagi, untung tidak sedang minum.
"Ck!" Alan cuma mencebik, ia lalu menyesap sedikit demi sedikit kopi di cangkir. Cukup membantu, mata mulai nyalang lagi.