Kami sudah berada di parkiran. Cici juga sampai terengah-engah menarikku dari lokasi kejadian perkara. Ibu yang tengah hamil muda ini pun memperbaiki jilbabku, yang selalu saja kacau setelah bertengkar dengan wanita itu.
Seumur-umur, baru kali ini diriku berselisih paham dengan orang sampai saling jambak dan cakar seperti ini. Jika saja tidak ingat kalau aku seorang perempuan, istri Alan yang tampan, seorang eksekutif muda pula tu, mungkin sudah kutendang dan kuseret wanita jalang itu ke tengah jalan sana.
"Ayo kita pulang, sudah malam. Nanti suamimu marah sama aku, bawa istrinya sampai begini saat dia nggak ada di rumah." Cici mendorongku masuk ke dalam mobil. Setelah itu ia juga melakukan hal yang sama, masuk ke dalam mobil, segera menghidupkan kendaraannya dan melajukan pelan keluar dari lokasi itu.
