"Kamu mungkin lebih nyaman bersama dia, jadi aku memilih mundur!" Tekadku semakin kuat, manakala kulihat Alan masih tak berdiri juga. Oke, lepaskan saja aku!
Kuseka air mata yang terus mengalir dan segera menuju mobil Aldo. Pria ini juga membantuku memasukkan koper ke dalam bagasi.
Aku takkan menoleh ke belakang, karena terlalu menyakitkan untuk kutatap kembali. Selamat tinggal.
***
Sesampainya di rumah ayah dan ibu. Aldo kuminta langsung saja pergi, tak perlu menambah drama lagi dengan kehadirannya saat mengantarku kembali ke rumah ini.
Ibu terkejut mendapatiku pulang dengan membawa koper segala, serta air muka yang tampak sendu. Air mataku memang telah kuhapus, tetapi tetap saja tak dapat menutupi sisa-sisa tangisan yang ada.
"Ada apa?" Tangan lembut Ibu mengusap punggung, saat kami sudah berada di dalam kamarku. Ibu duduk di sebelah di atas ranjang.