Pukul dua belas malam. Alan baru keluar dari ruang pemeriksaan. Statusnya saat ini masih sebagai saksi, tapi, apabila hasil otopsi menyatakan jika dirinya justru bersalah, jika ada jejak kekerasan di raga Aldo, kemungkinan besar status Alan akan dinaikan menjadi tersangka.
Alan hanya bisa mengembuskan napas pasrah. Ia lalu melangkah keluar dan bersiap memberikan senyuman pendamainya untuk sang istri yang sudah menanti di kantor polisi.
Wajah lelah Nada seketika lenyap, kala melihat Alan keluar. Ada Zydan yang menemani, sementara Ibu sudah diminta Nada untuk pulang terlebih dahulu, sejak magrib tadi.
Nada langsung menghambur ke dalam dekapan sang suami. Ia tak kuasa menahan rasa rindu di dada.
"Aa'." Nada sudah terisak di dada suaminya. Ia resah dan gelisah sejak tadi. Lama sekali pemeriksaan yang dijalani oleh Alan, seolah Alan sudah melakukan sesuatu yang salah saja.
"Bro, makasih banyak, ente sudah mau temani bidadariku di sini." Alan menepuk bahu sahabatnya pelan.