Tak lama terdengar pintu kamar ibu dibuka. Rupanya besan Ambu itu terjaga karena mendengar suara besannya di lantai atas.
"Maaf, Ibu jadi terbangun." Karena merasa tidak enak, Alan pun meminta maaf kepada Ibu, yang tersenyum dan langsung duduk di sisi besannya.
"Tidak apa-apa, Nak Alan. Ibu memang agak sulit tidur juga akhir-akhir ini. Selalu berdoa juga setiap akhir salat, agar menjaga kalian berdua." Ibu lalu beralih pandang pada besannya. "Saya juga sangat berterima kasih kepada Ambu. Sudah mau bersedia tinggal di sini, bersama Bapak dan Lana. Ya Allah, saya sangat senang bisa mendapatkan keluarga seperti ini."
Ambu tersenyum, "Saya juga sangat senang bisa mendapatkan keluarga seperti Ibu, mendiang Pak Lurah, terlebih menantu yang sangat santun seperti NAda. Alhamdulillah, Alan menemukan tambatan hati yang sangat tepat."