Sinar mata hari menembus celah-celah gorden, pemilik mata lentik itu bangun dari tidurnya dan segera menoleh ke jam dinding. Terlambat bangun, alarm mana pun tak memepan baginya. Abi Alfandrean, seseorang anak jelmaan manusia, murid baru di tingkatan menengah akhir. Mengawali paginya dengan terburu-buru.
Abi segera kepada orang tuanya dan bergegas mengeluarkan motor kesayangannya. Abi tidak sempat sarapan bersama keluarganya. Sebenarnya Abi mempunyai satu saudara yaitu adiknya tetapi adiknya terlihat sangat tidak peduli dengan keadaan dan tidak suka bertele-tele, maka dari itu hubungan Abi dengan Adiknya bisa dibilang kurang komunikasi.
Setelah sampai sekolah, Abi memakirkan motornya dan berlari kecil ke arah lapangan sambil memakai topinya. Setelah baris, Abi tak sengaja melihat seorang perempuan yang imut menurutnya dan lebih senangya lagi perempuan itu satu kelas dengannya.
Setelah Upacara penyambutan murid baru selesai, Abi masuk untuk mencari bangku untuk di dudukinya dengan tenang. Selama menunggu guru masuk, Abi terus memperhatikan perempuan tersebut.
Setelah menunggu sedikit lama akhirnya wali kelasnya tiba. Wali kelasnya meperkenalkan diri, lalu bergantian siswa yang memperkenalkan diri. Akhirnya Abi mengetahui nama perempuan itu. Entah kenapa seolah-olah Abi tertarik dengannya. Apa jangan-jangan perepuan itu memakai pelet? Tidak, tidak mungkin. Wajahnya cantik dan manis tanpa pengawet, tetapi ukuran tubuhnya tidak memadai, itu bukan masalah kan? Yang penting adalah kebaikan hatinya dan juga kepintarannya.
Setelah semua memperkenalkan diri, Pak Johan (wali kelas) meminta semua muridnya untuk melakukan diskusi kelompok. Gotcha! Tak di sangka-sangka Abi satu kelompok dengan Rania, ya cewek imut tadi yang Abi lihat. Abi tidak tahu harus bagaimana cara berkenalan dengan perempuan, pada akhirnya Rania yang memperkenalkan dirinya duluan.
Semua berjalan dengan sangat menyenangkan, Abi tadi sempat menawari untuk mengantar Rania pulang karena jalannya pulang mereka searah, tapi Rania sempat menolak karena ia dijemput oleh sopirnya. Pelajaran berlanjut dengan mulus tidak ada hal aneh yang terjadi.
Istirahat tiba Abi pergi ke bangku Rania dan menawarkan ke kantin bersama, kali ini bukan keberuntungannya, karena Rania membawa bekal dari rumah. Akhirnya Abi ke kantin sendiri, ya meskipun ia sempat bertemu temannya. Saat ia berada di kantin, ia tidak sengaja bertemu Dancelia, orang yang pernah mendengar penyataan cinta Abi tetapi di tolak mentah-mentah karena fisiknya yang kurang menarik waktu itu. Sekarang Abi sudah berubah dari laki-laki yang culun menjadi laki-laki yang cool. Dancelia mencoba menyapa Abi, tetapi Abi mengiraukannya seperti tidak ada orang.
'Dulu aja gua yang ngemis cinta ke lu, mampus kan sekarang kebalik,' batin Abi menunjukkan smirk ringannya.
Pelajaran dimulai kembali, seperti biasa setelah istirahat pelajaran yang dihadapi terasa membosankan. Tak lama bel pulang sekolah berbunyi, Abi bergegas keluar kelas dan menuju parkiran. Baru saja keluar gerbang sekolah, Abi melihat Rania jalan sendiri tak membuang waktu Abi mengajaknya untuk pulang bersama.
Diperjalanan pulang Abi sempat membelikan sesuatu untuk Rania, anggap saja itu langkah awal Abi mendekati Rania. Setelah sampai di depan rumah Rania, Abi dikejutkan teriakan Dancelia yang mengatai Rania dengan ucapan yang tidak-tidak.
'Oh ternyata Rania tetangganya Si Dancelia, yah moga aja Rania kuat mental,' batin Abi
Tak lama setelah itu Abi izin pulang. Di perjalanan Abi masih dipusingkan dengan bagaimana ulah Dancelia kedepannya. Abi menghela nafas kasar setelah memikirkan hal tersebut. Abi memegang gagang pintu lalu membukanya, tiba-tiba ia dikejutkan oleh adiknya yang berdiri di depannya, lalu adiknya membungkukkan badannya dan pergi. Memang sikap adiknya itu dingin tapi terkadang adiknya melakukan hal yang tidak jelas. Entah itu tiba-tiba mukul ringan lalu pergi atau membungkukan badannya seperti tadi. Ya memang adiknya itu nampak seperti lelaki jantan, tapi sifat tidak jelasnya itu menutupi sifat jantannya hanya saat di rumah.
"Abi pulang," teriak Abi lalu masuk ke kamarnya. Abi melempar tasnya di meja belajar lalu ia merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya sebentar.
Abi tertidur sampai sore, ia bergegas segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, Abi keluar kamar lalu duduk bersama adiknnya di ruang tamu. Abi menoleh ke arah dapur, ternyata ada mamanya yang sedang memasak untuk makan malam.
"Masak apa ma?" tanya Abi dari ruang tamu.
"Masak ayam, ga bosen kan?"
"Engga kok ma, masak apa aja enak asal masakan mama hehehe,"
"Bisa aja kamu. Oh ya bi panggilin papa kamu di ruang kerja, kita makan malam bareng, udah matang nih masakannya," tanpa menjawab Abi langsung ke lantai atas untuk memanggil papanya. Memang akhir-akhir ini papanya sangat sibuk, karena proyek besarnya.
"Pa, makan malam nya udah mateng,"
"Oh udah ya? Yauda ayo," Papa Abi melepas kacamatanya dan beranjak dari duduknya.
Akhirnya semua sudah berkumpul di ruang makan. Saat makan Papa Abi menanyakan bagaimana hari pertama di sekolah menengah atasnya. Ya Abi hanya menjawab seadanya, ia juga menceritakan bahwa ia sempat bertemu dengan teman SMP nya dulu Dancelia. Yang mengerti masalah percintaannya hanya mamanya. Mamanya yang mendengar nama Dancelia hanya menghela nafas sedih, tetapi ekpresi itu tidak terlalu terlihat. Setelah selesai makan malam, semua kembali dengan kesibukan masing-masing. Mungkin sekitar jam sembilan malam semua anggota keluarga Abi sudah tertidur pulas.
~~~
Pagi telah tiba, seperti biasa Abi melakukan kebiasaannya yang bangun terlambat dan terburu-buru. Tiba-tiba di saat Abi ingin keluar rumah adiknya memanggil.
"Oni-chan itte irasshai," (kakak hati-hati) ucapnya memasang wajah datar. Abi yang cengar-cengir ga tau arti kalimat tersebut.
"Bye bye WIBU," pamit Abi sambil melambaikan tangan, adik Abi menaruh jempolnya di leher lalu menggesernya seperti isyarat menggorok leher.
'Serem anjir, baru kali ini wibu ga mau di sebut wibu,' batin abi sambil senyum.
Saat sudah sampai sekolah Abi mendengar sayup-sayup pembicaraan Rania yang ingin ditemani jogging. Gotcha! Kesempatan yang tepat. Ya langsung saja Abi menyahut pembicaraan Rania. Rania yang sepertinya tidak percaya diri dengan tubuhnya karena takut nantinya dia mempermalukan Abi sedikit segan, lalu Abi berusaha meningkatkan kepercayaan dirinya lagi.
Tiba-tiba terdengar suara keributan yang berasal dari luar, tentu saja itu perbuatan Dancelia. Dancelia tiba-tiba menendang pintu keras dan meneriaki nama Abi, disitu Abi tidak tinggal diam, ia langsung menghampiri Dancelia.
"Apa-apaan sih lu? Ga usah buat keributan di kelas gua deh," tanya Abi geram
"Abi gua mau nemuin lu, lu mau kan maafin perlakuan gua di masa lalu," ucap Dancelia lembut merayu,.
"Udah deh ngomongin itu nanti istirahat, lu ga malu apa di lihat banyak orang," setelah mengucapka itu, Dancelia pergi tanpa perlawanan.
Saat jam istirahat tiba Abi menghampiri Dancelia, Abi meminta Dancelia agar tidak mengganggu kehidupannya lagi karena sekarang dirinya sudah bahagia dan ingin membahagiakan orang yang ia sukai yaitu Rania. Jelas tak terima Dancelia pergi dengan dibarengi sumpah serapah yang keluar dari mulutnya. Abi bergegas ke kantin membelikan roti dan air minum untuk Rania, karena Dancelia Abi tidak bisa makan berdua di kantin dengan Rania. Abi memberikan roti dan minum itu kepada Rania, sesuai dugaan Abi, Rania akan senang meskipun itu perlakuan sederhana. Abi menatap punggung Rania yang masuk kelas dengan malu membuat senyum di mulut Abi tersungging lama.