"Abaaaaaaang!"
Dara berlari kecil sembari memegangi perutnya, kandungan itu sudah membesar dan dipastikan anak di dalam sana sudah berulang kali memberikan tendangannya pada Dara dan Refan.
Bayi lelaki yang nantinya akan sangat mirip dengan Dara yang sangat Refan puja selama ini, pria itu lantas berlari menghampiri lebih dulu langkah istrinya, entah kabar apa yang Dara bawa sampai lupa kalau dia sendiri sedang hamil saat ini.
Dara tahan napasnya sejenak, mengatur apa yang tertumpuk dalam dada dan melepaskannya pelan seperti apa yang suaminya katakan, Dara terlalu antusias dan bahagia mendengar kabar yang tak kalah bahagia ini.
"Apa, Ra?"
"Kakak hamil!"
Kakak? Reya artinya, tidak ada lagi karena tidak mungkin Juna yang baru akan menikah itu hamil, bahkan bukan Refan juga yang di sini anak pertama.
"Kakak hamil, aku baru dikasih tahu mama ini!"
"Ahahahahah, syukurlah, tapi kamu juga jaga kondisi ya sayang, nggak boleh lari kayak gitu."
"Abang seneng nggak?"