"Eh," pekik Reya, ia terkejut saat Galang mengecup puncak kepalanya, sudah terlalu lama sendiri sampai terkejut mendapatkan perlakuan istimewa dan romantis seperti ini.
Sementara Galang memahaminya, dia sendiri memulai semua ini juga dengan kecanggungan yang ada, tidak seperti dulu dan rasa sakit itu membuatnya menahan diri untuk bersikap lebih pada wanita, termasuk Reya diawal dulu, dia selalu menjaga karak aman demi kebaikan bersama, tapi bila sudah pasti seperti ini rasanya tak ada lagi yang harus mereka tutupi dan jauhi.
Tangan Galang menggenggam tangan Reya sepanjang perjalan dan hanya terlepas saat ia harus mengambil lajur dengan kecepatan sedikit kencang saja, setelah itu kembali ia biarkan Reya menggenggamnya meskipun gadis itu terlelap, ia kuatkan karena sebentar lagi sebelum mereka menikah, bukan pertemuan rutin yang akan mereka jalani.