Dara rasakan tubuhnya remuk redam setelah pergulatan semalam bersama Refan yang tak kenal ampun, baru pertama kali mereka menyatu dan di sana Refan mengayunnya dengan sangat kencang, terbayang sudah seberapa perihnya. Ia terlelap tanpa tahu kapan Refan membersihkan diri dan rambut pria itu sudah basah saja.
Dara bergerak sedikit, "Akh, aduh!" keluhnya.
Refan sontak membuka mata, ia terduduk dengan wajah bantal yang berat. "Kenapa, Ra?"
"Sakit, Abang."
"Tunggu, kamu mau mandi?"
Dara mengangguk, satu hal yang tidak Dara duga di mana suaminya itu langsung beringsut turun dan menggendongnya ke kamar mandi, membiarkan tubuhnya polos sampai ia bisa merasakan pancuran air hangat di sana. Dara rasakan pijatan lembut dan nyaman di kedua bahunya, Refan yang ia duga sudah mandi itu ternyata ikut masuk juga ke bath up, dia seolah tidak mau rugi dengan apa yang Dara tawarkan.
