Siska antar Gio sampai ke depan loby, tak biasa, tapi ia ingin saja dan anaknya pin setuju.
Gio genggam tangan basah itu, Siska gugup karena baru kali ini terlihat sangat dekat dengan Gio, bahkan tangannya saling menggenggam.
Ada senyum takut yang ia sembunyikan, sekali lagi ia tegaskan pada dirinya sendiri kalau bersama Gio hanyalah untuk anak itu, bukan urusan pribadi yang melibatkan hati mereka.
Belum dan mungkin tidak akan pernah ada cinta di sana, ia tak boleh egois dalam hal ini.
"Aku pulang ya," ujar Gio, ada sebagian hatinya yang berat karena perut itu seakan terus memanggilnya.
"Iya, Mas hati-hati ya ... hati-hati ya, Ayah."
Gio berjongkok ke depan perut itu, cukup membuat Siska terkejut, pasalnya tak pernah.
Ia pun tak pernah meminta Gio untuk melakukannya.
"Ayah besok ada lembur, lusa baru ketemu ya, Nak. Jangan minta yang aneh-aneh dulu ya, tunggu Ayah ke sini aja, oke?"
"Iy-iya."