"Emm, nggak bisa aku bayangin tadi pokoknya," ujar Meri, matanya sedikit melirik Gio yang duduk di belakang dengan wajah bingung, seperti ada yang tertinggal di rumah Siska hari ini.
"Apa, Bu Meri?" Wati penasaran kelanjutannya karena dia sendiri entah kenapa merasa tidak enak hati.
"Itu si Siska, kalau Ica hamil kan lemes ya, ini nggak, malah dibuat jalan terus jauh, nahan minum segala, pokoknya tuh anak luar biasanya minta ampun. Dia nahan gitu bukan berarti nggak sakit loh, dia nahan aja, tapi sebenarnya sakit, kelihatan dari matanya juga, aku bisa tebak lo, Jeng," jelas Meri.
Wati pun mengangguk setuju, ia menangkap hal yang sama dengan Meri dari mata dan kerutan di wajah Siska selama perjalanan, walau tangan gadis itu tidak memegang sisi perut, pada dasarnya saat jalan itu Siska sangat ingin memegang perutnya untuk sekedar menahan bagian bawah saja.